Sekat segregasi gender yang "hilang" dalam dunia politik kontemporer tak berarti estetika feminimisme larut dalam tindakan negatif maskulinisme. Mereka "orang baru" dalam dunia politik tapi tak mesti ikut-ikutan koruptif---yang sudah terlebih dahulu dilakukan dunia maskulinisme (oknum laki-laki koruptif).
Bagaimanapun, sosok estetis seorang perempuan pejabat menjadi marwah tersendiri yang memiliki nilai lebih dan yang tidak bisa ditandingi laki-laki pejabat terganteng sekalipun, di ruang publik. Marwah itu, jangan sampai dicederai hal koruptif karena korban hukuman jangka pendek dan panjangnya berupa stigma negatif yang bukan saja dialami si perempuan pejabat koruptif itu saja, melainkan sektor domestik mereka yang klasik, yakni: anak-anak dan keluarga.
Salam
-----Â
Peb, Jakarta 3/08/2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H