Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Najwa Shihab Mundur, Mata Kritis Jurnalisme TV Hilang Rujukan

9 Agustus 2017   05:50 Diperbarui: 11 Agustus 2017   23:23 6364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ; http://images.solopos.com

Siapa yang tak kenal Najwa Shihab? Ah, sungguh t.e.r.l.a.l.u ! Heu heu heu... Dialah presenter kondang dari Metro TV. Mulai bulan Agustus 2017 nanti Nana--panggilan Akrab Najwa Shihab--resmi mundur dari Metro TV. Ini kabar mengejutkan publik pecinta acaranya. Disisi lain mundur terhormat dari pekerjaan adalah sebuah kewajaran dalam perjalanan kehidupan pribadi seseorang. 

Najwa Shihab berkarier di Metro TV selama 17 tahun, sebuah waktu yang tidak sebentar. Begitu loyalnya dia berkerja di satu tempat tanpa pindah selama waktu tersebut. Hal seperti ini jarang dimiliki jurnalis televisi lain yang konon "gemar loncat-loncat" tempat pekerjaan. Dari hal tersebut Nana memberi contoh sebuah bentuk loyalitas, totalitas, profesionalisme dan konsistensi diri yang patut dicontoh para jurnalis televisi dan kaum profesional lainnya.

Teladan Loyalitas Najwa Shihab

Bermula sebagai reporter dan pembaca berita sejak tahun 2000, Najwa Shihab kemudian menapak lebih jauh dengan menjadi pembawa acara talkshow "Mata Najwa" di Metro TV. Acara itu adalah "milik seorang Najwa Shihab" dimana dia menjadi Brand dan Icon hidup acara talkshow tersebut. Secara lebiha luas, tidak salah kiranya Najwa Shihab merupakan Icon Metro TV, bahkan icon dunia talkshow di dunia televisi negeri ini. 

Mungkin hampir semua reporter atau host televisi di perjalan meniti kariernya bercita-cita punya acara sendiri di televisi, yakni acara khusus yang labelnya pakai nama si reporter tersebut, jadi bukan cuma sebagai pembawa acara saja! Ini level tertinggi dan prestisius bagi pekerja televisi yang ingin tetap berada di depan kamera. Ini sebuah kesempatan langka yang dibentuk dari formula komplit kecerdasan, keunggulan prestasi kerja, integritas, profesionalisme, loyalitas dan tauladan sehingga mampu membangun "personal branding" yang kuat dan punya daya jual. Dari hal tersebut, acara dan si pembawa acara kiranya jadi rujukan dunia jurnalisme televisi sekaligus inspirasi banyak orang. Selanjutnya, ketenaran dan penghargaan publik adalah konsekuensi logisnya. 

sumber gambar ; http://images.solopos.com
sumber gambar ; http://images.solopos.com
Mata Najwa-Mata Rakyat dan Cacing Kepanasan

Acara "Mata Najwa" dengan Najwa Shihab-nya, dan Najwa Shihab dengan "Mata Najwa"-nya menjadi acara unggulan yang digemari serta ditunggu-tunggu jutaan pemirsa di tanah air. Acara itu bagai "mata rakyat" ketika kepiawaian seorang Najwa Shihab "membedah" para pesohor yang sedang naik daun di negeri ini, khususnya di bidang politik. 

Dengan wajah cantik, mata bulat dan bening--gambaran kecerdasan perempuan masa kini--kilau Najwa Shihab tanpa menghakimi mampu membongkar dan menguliti sosok tokoh terkenal yang diwawancarainya. Totalitas dari gabungan bahasa tubuh, kecerdasan, improvisasi dan daya pikat Najwa Shihab mampu membuat sang pesohor atau tokoh kuat dan berpengalaman sekalipun bagai cacing kepanasan atau ikan yang "klepek-klepek" diatas jalan aspal saat diwawancarai Najwa Shihab. Tontotan situasi tersebut lah yang bikin Najwa Shihab dan acaranya menarik bagi jutaan pasang mata pemirsa televisi. Bikin gemes, euy...

sumber gambar : http://3.bp.blogspot.com
sumber gambar : http://3.bp.blogspot.com
Kepiawaian dan Rujukan Jurnalis TV

Pemirsa televisi tentu masih ingat Mata Najwa yang menghadirkan Agus Yudhoyono yang saat itu digadang-gadang jadi bakal calon gubernur DKI. Sosok Agus yang digembar-gemborkan sebagai perwira TNI yang cerdas dengan gelar akademik bergengsi dari universitas top dunia bagai tersipu malu dan mati angin saat diwawancarai Najwa Shihab secara blak-blakan namun tetap sopan, lugas, tajam namun tak melupakan sisi humor. Akibatnya, Agus Yudhoyono "kapok" ketika diundang "debat tak resmi" calon gubernur DKI yang menyertakan para kompetitornya yakni Ahok dan Anies.

Masih banyak lagi para tokoh yang "mati angin namun enggan untuk beranjak" saat berhadapan dengan pesona Najwa Shihab di setiap sesi acaranya. Inilah yang bikin seorang Najwa Shihab memiliki karakter kuat selaku jurnalis televisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun