Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perbincangan Awal Dua

31 Juli 2017   12:34 Diperbarui: 2 Agustus 2017   18:17 1148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan bersejarah antara SBY dengan Prabowo di Cikeas. Sumber gambar ; http://assets.kompas.com/crop/0x0:1000x667/750x500/data/photo/2017/07/28/103550020170728-103233-118-pertemuan.sby-.prabowo-.jpg

Minggu lalu, Kamis malam, 27 Juli 2017 dua mantan elit politik negeri ini bertemu. Mereka adalah Prabowo-mantan calon presiden 2014 dan SBY mantan presiden. Keduanya punya kesamaan dalam hal "presiden". Hanya beda sedikit saja. Prabowo didahului frasa "calon" sebelum frasa "presiden". Sementara SBY tidak ada frasa pendahuluannya. Jadi kalau soal panjang gelar maka Prabowo lebih panjang dan gagah karena berlabel "Mantan Calon Presiden". Sementara SBY hanya "Mantan Presiden. Kalau di skore maka Prabowo 3, sedangkan SBY 2. Beda tipis. Apalah arti perbedaan yang cuma satu. Iya, kan? Dengan silaturahmi, azas kekeluargaan, beda 1 bisa tidak terlihat dan dianggap tidak ada demi terwujudnya kesamaan rasa kekeluargaan yang kental. 

Nah, sebaiknya kita tidak melihat pertentang dan perbedaan kecil mereka tapi marilah tatap kesamaan mereka yakni  sama-sama Mantan-Presiden". Jadi, dengan kesamaan itu wajar bila keduanya bertemu sebagai sesama "mantan-presiden". 

Ketika kedua "mantan-presiden" itu bertemu, sebagian publik menyambutnya dengan berbagai tanggapan. Kenapa demikian? Karena sebelumnya mereka tidak pernah bertemu sebagai sesama "mantan-presiden" sementara publik ingin melihat "bagaimana sih bila dua "mantan-presiden" itu bertemu? Apa yang mereka bicarakan?

Sejumlah pemberitaan utama sudah menyampaikan inti pertemuan kedua "mantan-presiden" itu, yakni masih berkisar politik, khususnya jelang Pilpres 2019 nanti. Walau Pilpres masih namun mereka sudah siap-siap untuk maju ke tampil.

Ada satu hal yang luput dari pemberitaan media sebelum mereka masuk ke pembicaraan inti, yakni percakapan basa-basi mereka. Apa saja? 

Bila didasarkan sejumlah kesamaan keduanya, dalam basa-basi atau foreplay bisa jadi mereka saling bicara di ranah yang sama, yakni soal kuda dan nasi goreng. Prabowo dikenal penggemar berkuda. Dia memelihara sejumlah kuda unggul di sekitar kediamannya. Sementara SBY "diidentikkan" dengan "Lebaran Kuda". SBY lah penemu "Lebaran Kuda" di abad modern ini. Apakah SBY seorang nabi? Tentu saja bukan. Beliau adalaj mantan presiden dan ketua partai besar di negeri ini. Dengan kapasitanya itulah beliau jadi penemu "Lebaran Kuda".

Jadi klop lah kuda sebagai  titik temu kesamaan Prabowo dan SBY. Dari hal tersebut bisa diterka perbincangan ringan Prabowo dengan SBY, kira-kira begini ; 

# SBY ; "Hei, mas Bowo apa kabar. Sehat kan? Waah, tampak makin gagah dan ganteng saja ksatria kuda kita ini. Heu heu heu..."

@ Prabowo ; "Hahaha! Tentu kabar saya baik dan sehat seperti yang bapak lihat sekarang. Soal Ksatria Berkuda memang betul saya seorang ksatria, tapi untuk urusan politik saya belum mampu Ksatria. Tau sendiri kan..saya masih sulit "move on'."

# SBY ; "Hahaha! Kalo urusan belum "move on"  kita sama kok, mas...makanya kita bertemu di sini, saling menghibur dan menguatkan."

@Prabowo ; "Betol..betol..betol..."

Kemudian mereka berdua tertawa ngakak. Suasana jadi cair dan tambah akrab. Selanjutnya Prabowo masih bicara terkait Kuda.

@Prabowo ; "Pak Beye, gimana nih soal Lebaran Kudanya?"

#SBY ; "Ooh, rame sekali Lebaran Kuda, mas...saya open House 3 hari tiga malam. Cukup melelahkan, tapi hati saya senang dan bahagia. Makanan lontong kuda habis disantap para tamu. Mereka pun tampak puas Berlebaran Kuda di tempat saya."

# Prabowo ; "Oow, syukurlah bapak senang dan bahagia. Saya ikut senang mendengarnya. Saya juga minta maaf kalau tidak bisa hadir open house lebaran kuda bapak. Karena waktu itu saya pulang kampung dengan kuda-kuda saya. Yaa, maklum saja..suasana lebaran kuda semua pada pengen ke kampung kuda. Tadinya saya mau lebaran di tempat bapak, tapi akhirnya saya ngalah lah..."

Kedua "Mantan-Presiden itupun tertawa bersamaan. Suasana makin bertambah akrab. Demikianlah rekaan pembicaraan foreplay dalam suasana santai antara Prabowo dan SBY. Karena sifatnya rekaan bisa saja meleset, dan ada kemungkinan skenario lain di foreplay mereka.

Sungguh, kuda telah menyatukan kedua orang tokoh politik yang di pentas publik sering dianggap tidak sejalan. Maklum saja, soal masa lalu Prabowo, konon SBY salah satu dewan kehormatan yang "memecat" Prabowo terkait peristiwa "kerusuhan'98". Ini tentu tak akan dilupakannya. Tapi itu dulu, sekarang mereka berdua bisa berteman setelah Kuda tampil menyatukan mereka berdua.

Selain Kuda, nasi goreng juga punya peran penting dalam menyatunya dua "Mantan-Presiden" itu. Kalau dulu sekitar bulan November 2016 Jokowi berkunjung ke rumah Prabowo di Hambalang disajikan nasi goreng, maka kali ini kedatangan Prabowo ke rumah SBY di Cikeas juga disuguhi nasi goreng. SBY tahu bahwa Prabowo selain suka kuda juga suka nasi goreng. Dan SBY tidak mau kalah satu set pun dengan Jokowi soal nasi goreng. Bagaimanapun Jokowi dan SBY sama-sama "Presiden". Hanya bila dibandingkan Jokowi, gelar SBY lebih panjang dan gagah yakni "Mantan Presiden", sedangkan Jokowi hanya "Presiden". Secara score maka SBY 2 dan Jokowi 1. Namun keduanya bisa bersahabat atas kesamaan frasa "Presiden". Soal frasa "mantan" bisa dikesampingkan demi terbangunnya kekeluargaan.

Ada sedikit yang kurang ketika Prabowo datang ke sumah SBY, dia tidak bawa Kuda yang bisa ditunggangi SBY untuk jalan-jalan di Istana dan selfie mengisi akun twittwernya. Kalau saja SBY sempat naik kuda, maka skore SBY-Jokowi bisa draw atau seri. Namun begitu tak jadi masalah soal naik kuda bisa lain waktu. Bisa ada waktu SBY berkunjung ke rumah Prabowo di Hambalang bisa puas-pasin naik kuda.

Kehadiran Kuda dan Nasi Goreng telah mampu meredakan sedikit suhu politik di negeri ini. Oleh karena itu publik perlu berterimakasih pada kuda dan nasi goreng. Ini bisa jadi sumber inspirasi bagi masyarakat luas. Mulai sekarang, bila ada "perseteruan" antar tokoh penting dalam masyarakat, jangan lupa nasi goreng dan kuda. Kalau tidak punya kuda bisa pinjam atau sewa demi tercapainya suasana adem dan damai dalam masyarakat.

Setuju?

Okelah kalau begitu. Salam damai selalu

------ 

Peb31/07/2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun