Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bila Anies Resmi Jadi Gubernur, Jakarta akan Seperti Istanbul, Turki?

26 Juli 2017   02:10 Diperbarui: 14 Oktober 2017   05:55 2677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara genius loci, sejak dulu Jakarta punya Jiwa Tempat tersendiri yang sangat 'Berbeda' dengan Istanbul. Kota Jakarta bukan kota beraroma Muslim dan bukan transkontinental seperti Turki. Jakarta adalah bagian dari Indonesia yang merupakan negara "Sabuk Khatulistiwa". 

Membangun Jakarta "seperti Istanbul" seharusnya bukan berarti menjadikan Jakarta beraroma kota muslim seperti Istanbul yang sejarahnya ditakdirkan berada di antara peradaban Barat dan Timur. Konteks sosiokultural dan historis Jakarta dan Istanbul tidak sama. Hal ini yang perlu dipahami dalam melihat ide Presiden PKS Sohibul Iman

Ide menginginkan Jakarta seperti Istanbul pada konteks kemampuan menciptakan Genius Loci dengan Local Genius nya sungguh baik. Dan secara arsitektur kota harusnya memang demikian. Tinggal bagaimana sang pemimpin wilayah (kota) Jakarta bersama masyarakat bahu membahu menggali Local Geniusuntuk dijadikan dasar menciptakan Genius Loci Jakarta yang khas-yang tidak ada duanya dibelahan manapun di dunia ini.

Untuk melakukan semua hal ini, butuh pemimpin wilayah (kota) yang berkarakter kuat, tidak mencle-mecle dan dekat dengan masyarakatnya. Dari sinilah akan tercipta nilai peradaban kota itu sebenarnya ; bahwa Local Genius Jakarta bisa menjadi bagian dari 'Oase Dunia' dan kiblat peradaban dunia. Inilah tantangan Anies-Sandi bila kelak ingin menjadikan Jakarta bagian dari peradaban dunia. 

Semoga pernyataan Presiden PKS dan  tulisan ini bisa dipahami secara jernih.  (Peb26/07/2017)

Salam 

---- 

Sumber referensi berita ; Satu, Dua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun