Huss! Jangan kampanye di hari pencoblosan. Pamali, tau!
Eh, sebentar. Ini bukan kampanye tapi sumbang saran.
"Ayo, datanglah ke TPS anda. Jangan malas. Jangan apatis. Anda punya hak dan kewajiban di situ. Ketika di bilik TPS, segera coblos nomor dua!"
Huss! Pagi-pagi sudah melakukan pemaksaan, bisa diangkap hansip, tau! Setiap orang sudah punya pilihan, jangan pengaruhi mereka. Ndak etis, tau!
Ini bukan paksaan, tapi sumbang saran. Orang baik tak pelit beri sumbangan.
"Ayo, dipilih...dipilih...sayang anak, sayang istri, sayang daerah, sayang negara. Mari pak, bu, teh, aa, om, tante, jangan ragu dan tepikan rasa bimbang, segara coblos nomor dua!"
Huss! Jangan berlaku murahan gitu....bikin ilfil, tau!
Ini bukan murahan. Masa 5 tahun ke depan itu mahal, tau!
Apa sih maumu? Bikin malu saja!
Saya maunya para pemilih mencoblos nomor dua. Itu saja. Tapi kalau mereka tidak mau, ya sebaiknya tetap mencoblos nomor dua sehingga mereka paham akan mau. Saya tidak malu, kok....saya kan tidak bikin janji-janji kosong, tidak mencuri, tidak berdusta, tidak melanggar aturan. Saya tidak bikin malu lagi karena sudah lama punya malu.
Iih, sebel deh!
Eiits, jangan sebel baca tulisan picisan ini. Biar ndak sebel, segera coblos nomor dua ! Kelak kau akan rasakan manfaatnya yang luar biasa. Selamat mencoblos nomor dua.
-----
Peb/15peb2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H