[caption caption="sumber gambar ; https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/04/23/180745/670x335/8-tips-untuk-membaca-lebih-banyak-buku.jpg"][/caption]Saya termasuk terlambat tahu ada berita heboh tentang adanya hubungan khusus 'Habib Rizieq' dengan 'Firda Huzein'. Kebetulan hari kemarin saya tidak terlalu memperhatikan berita karena ada kegiatan.
Awal ketika orang membicarakannya, saya masih belum 'ngeh'. Saat saya tanyakan, justru disarankan buka berita. Seperti biasa, sejumlah pro dan kontra muncul. Saya pikir ini sebuah keniscayaan viralitas infornasi mengingat kedua tokoh tersebut adalah orang terkenal, layaknya selebritis.
Saya tidak percaya begitu saja isi berita yang ada mengingat 'Habib Rizieq' adalah tokoh yang selama ini 'suci' dan 'sangat religius'. Manalah mungkin seorang yang menguasai ilmu agama, memiliki ahklak yang tinggi, sosok yang terkenal santun, sederhana, pejuang kebenaran, pembela kaum papa, perbuatan dan kata-katanya jadi panutan banyak orang, dan seredet label yang melekat pada beliau itu berbuat konyol melakukan seperti dipemberitaan. Saya bahkan memperkirakan kelak beliau akan diangkat jadi pahlawan nasional.
Terkait isu politik dan hukum yang menimpa beliau pun seolah sebuah 'skenario' atau 'rekayasa' dari pihak lain yang berniat menjatuhkan nama baik dan kebesaran beliau yang telah banyak berjasa memerangi kejahatan, kemungkaran dan kemunafikan di negeri ini. Begitu banyak isu-isu jadinya saya tidak terlalu tertarik mengikuti berita politik dan hukumya karena kuatir tersesat pada berita Hoax, sampailah saya pada berita 'selingkuh' beliau berikut foto dan hasil chat dari berita itu.
Saya tidak yakin isi pelaku dalam berita itu adalah 'Habib Rizieq' dan 'Firza Huzein' yang selama ini dikenal banyak orang. Namun karena pemberitaannya mengaitkan nama beliau berdua, maka saya sematkan tanda kutib dikedua nama pelaku yang artinya diduga, atau bukan yang sebenarnya. Penggunaan nama beliau di artikel ini mengikuti pemberitaan dimana mereka sebagai obyek berita semata, agar pembaca bisa fokus sesuai pemberitaan resmi.
Saya amati dan coba mengalisa 'ala saya' materi yang saya dapatkan. Membaca rangakian isi Chat 'Habib Rizieq' dengan 'Firza Huzein', ada kata-kata yang cukup menonjol karena sering dipakai dalam interaksi maya itu. 'Habib Rizik' memakai kata "masuuk...masuuk" dan "Sayaaang...sayaaang". Sedangkan "Firza Huzein" pemakain kata "Basaaah" dan "Sayaang....sayaaang".
Saya kemudian menduga 'Habib Rizieq' punya bakat sebagai pemain sepakbola. Dia sangat cocok jadi pemain depan (penyerang) sepak bola karena banyak mengumbar kata "masuuuk...masuuk...!"
Nampaknya, naluri mencetak gol si Beliau sangat tinggi. Dalam benak beliau selalu ada obsesi "Masuk" yang artinya sebagai penyerang tim sepakbola tugasnya adalah memasukkan bola demi kemenangan tim. Dokrinisasi alam bawah sadar seorang penyerang (striker) memang demikian. Seperti kata motivator terkenal ; "Pikirkanlah selalu apa yang menjadi tujuanmu maka akan menjadi jalan untuk mencapainya".
Walau saat ini beliau tidak berkiprah di lapangan hijau, namun talenta besar dalam diri beliau tidak musnah. Secara alam bawah sadar naluri mencetak gol beliau tetap terpelihara, dan itu dia buktikan dalam interaksi maya via Chatting WA. Pertanyaannya sekarang adalah, kenapa klub sepakbola, petaih atau organisasi PSSI dahulu tidak menjadikan belai pemain bola? Bisa jadi, bakat beliau luput dari pantauan Tim Pemandu Bakat.
Luputnya pantauan pemandu bakat pada sosok potensial seringkali terjadi pada banyak orang bertalenta tinggi. Mungkin itu sudah garis tangan seseorang tidak jadi pemain bola. Demikian juga yang terjadi pada beliau. Sungguh sangat disayangkan, namun tak perlu disesali. Hidup harus terus berjalan. Tak menjadi pemain bola bukan akhir dari kehidupan. Sambil berkiprah di bidang lain pun talenta sepakbola bisa disalurkan, bukan?
Terkait dengan ungkapan 'Firza Huzein', dimana dia mengumbar kata "Basah" saya menduga dia berbakat menjadi atlet olahraga air, seperti renang, polo air, dan loncat indah. Melihat sosoknya yang mandiri, 'Firza Huzein' lebih cocok jadi atlet Renang atau Loncat Indah karena dilakukan sendiri (single), jadi bukan permainan tim separti Polo Air. Pertanyaannya adalah, mengapa dahulu tidak ada pemandu bakat atlet renang yang meliriknya? Jawabannya lagi-lagi seperti yang diami oleh 'Habib Rizieq'. Dan itu tak perlu disesali, takdir hidup orang bertalenta tak semua harus jadi atlet. Hidup harus terus berjalan, bukan?
Hal yang menarik dari kedua orang yang 'bertalenta' jadi atlet itu adanya satu kesamaann yakni suka mengatakan "Sayang". Kata ini menyatukan kedua orang tokoh tersebut. Kata " sayang" yang mereka tuliskan tidak biasa. Mereka menggunakan huruh "a" secara repetitif dalam satu frasa "sayang", jadinya ; " Saaayaaaang". Sangat ekspresif. Artinya kalau orang awam cukup dengan kata "sayang" sesuai kaidah umum, sementara kedua tokoh meng"create" nya menjadi bentuk lain. Kedua orang tokoh tadi bukanlah orang biasa. Bukan orang awam. Mereka berdua orang kreatif dan punya jiwa seni yang tinggi, ekspresif, berdaya cipta mumpuni dan sungguh bertalenta.
Hal yang lebih menarik lagi bahwa kedua tokoh itu memiliki dua talenta yakni sebagai atlet dan seniman. Kata sayaaaang (dengan huruf "a" yang banyak) sering dipakai dibidang tarik suara atau lagu. Sungguh sosok yang luar biasa. Punya "double talent" yang menjadikan mereka manusia istimewa. Pertanyaannya adalah, mengapa keduanya tidak terjun ke bisang tarik suara? Kemana para pemandu bakat nyanyi sehingga keduanya luput dari pantauan? Sekali lagi, ini garis hidup. Hidup harus terus berjalan walau tak mengikuti talenta.
Demikianlah cara lain membaca hasil chatting kedua orang yang diduga Habib Rizik dan Firza Huzein yang sedang ramai dibicarakan di republik tercinta ini. Teknologi bisa merekayasa banyak hal, apalagi hanya sekedar foto atau tulisan di dunia maya. Teknologi tidak bisa atau sangat sulit merekayasa akhlak, sifat asli, dan nilai kemanusiaan (humanity). Sampai sekarang saya tidak yakin kedua tokoh inspiratif, terkenal dan hebat itu adalah pelaku yang ada dipemberitaan hangat saat ini.Â
-----
Salam
Peb31/01/2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H