Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Cara Lain Membaca Chat WA "Habieb Rizieq" dengan "Firza Huzein"

31 Januari 2017   17:57 Diperbarui: 31 Januari 2017   19:04 7306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang menarik dari kedua orang yang 'bertalenta' jadi atlet itu adanya satu kesamaann yakni suka mengatakan "Sayang". Kata ini menyatukan kedua orang tokoh tersebut. Kata " sayang" yang mereka tuliskan tidak biasa. Mereka menggunakan huruh "a" secara repetitif dalam satu frasa "sayang", jadinya ; " Saaayaaaang". Sangat ekspresif. Artinya kalau orang awam cukup dengan kata "sayang" sesuai kaidah umum, sementara kedua tokoh meng"create" nya menjadi bentuk lain. Kedua orang tokoh tadi bukanlah orang biasa. Bukan orang awam. Mereka berdua orang kreatif dan punya jiwa seni yang tinggi, ekspresif, berdaya cipta mumpuni dan sungguh bertalenta.

Hal yang lebih menarik lagi bahwa kedua tokoh itu memiliki dua talenta yakni sebagai atlet dan seniman. Kata sayaaaang (dengan huruf "a" yang banyak) sering dipakai dibidang tarik suara atau lagu. Sungguh sosok yang luar biasa. Punya "double talent" yang menjadikan mereka manusia istimewa. Pertanyaannya adalah, mengapa keduanya tidak terjun ke bisang tarik suara? Kemana para pemandu bakat nyanyi sehingga keduanya luput dari pantauan? Sekali lagi, ini garis hidup. Hidup harus terus berjalan walau tak mengikuti talenta.

Demikianlah cara lain membaca hasil chatting kedua orang yang diduga Habib Rizik dan Firza Huzein yang sedang ramai dibicarakan di republik tercinta ini. Teknologi bisa merekayasa banyak hal, apalagi hanya sekedar foto atau tulisan di dunia maya. Teknologi tidak bisa atau sangat sulit merekayasa akhlak, sifat asli, dan nilai kemanusiaan (humanity). Sampai sekarang saya tidak yakin kedua tokoh inspiratif, terkenal dan hebat itu adalah pelaku yang ada dipemberitaan hangat saat ini. 

-----

Salam

Peb31/01/2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun