Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kembali Jadi Ketua DPR, Upaya Pertobatan Setnov untuk Bela Jokowi?

22 November 2016   15:47 Diperbarui: 23 November 2016   00:32 1910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks pemerintahan Jokowi, Setnov memberikan bola secara 'pasrah' sembari mengawalnya agar tak masuk ke jantung pertahanan Golkar. Dia berikan bola agar Jokowi memainkannya secara cantik di depan jutaan pasang mata sehingga mendapat aplaus penonton dan jadi sorotan banyak kamera. Setnov sang Kapten tim rela menjadi 'hanya lawan' yang mengawal pergerakan Jokowi tanpa dia merebut bola itu. Banyak anggota satu tim Setnov gregetan dan bingung di masing-masing posisi mereka. Sang kapten dekat dengan Jokowi--sang kapten lawan. Merka berlari bersama, tanpa sang Kapten Golkar merebut bola, apalagi menjatuhkan kapten lawan (Jokowi).

Dalam situasi ini, ada kesan 'tulus'  Setnov sebagai pemain yang sportif. Dia ingin tebus dosanya karena 'hampir pernah membuat Jokowi jatuh dan cidera di babak pertama permainan--saat Setnov pertama kali jadi ketua DPR (sebelum tersandung 'Papa Minta Saham').

Kalau itu terjadi, dan Jokowi kemudian mengajukan tuntutan dengan cara politiknya maka habislah riwayat Setnov di lapangan. Bukan hanya sangsi kartu merah, tapi juga dia akan tak boleh main seumur hidup.

Pemain yang dapat sangsi kartu kuning atau merah itu biasa. Dipertandingan selanjutnya yakni di laga kedua dia bisa main lagi. Tapi bila dapat sangsi seumur hidup, maka seorang pemain kawakan lebih baik mati muda tanpa pernah menoleh ke lapangan hijau. Bagi pemain handal, lapangan hijau adalah istri dan rumah utama dalam hidupnya.

Inilah yang membuat Setnov rela dan tabah menjadi lawan yang baik sekaligus kawan yang setia untuk saat ini. Secara external effect, upaya ini juga untuk mendongkrak nama baik Tim Golkar dimasa datang. Mengingat nama Golkar 'rusak' di periode laga sebelumnya. Jokowi sebagai juara bertahan yang punya kharisma kuat dan luas dapat dijadikan tambatan agar Golkar bisa tetap di level elit kompetisi. Inilah visi bermain seorang Setnov.

Dalam konteks (kembali) menjadi ketua DPR, Setnov berupaya memberikan 'perlindungan' yang kuat bagi 'permainan' Jokowi. Setnov sadar, ini posisi tawar yang baik yang bisa diberikan ke Jokowi mengingat begitu besar bahaya mengancam gerak laju Jokowi di lapangan. Ancaman itu bukan hanya dari luar Golkar saja, melainkan dari dalam Golkar. Terutama Golkar masa lalu yang masih kuat dan bergentayangan di luar struktur partai.

Dengan kembali menjadi Ketua Golkar, Setnov sedang menolong Jokowi sembari dia menolong dirinya sendiri berkali lipat tanpa ada orang tahu kalkulasinya. Tanpa ada orang mengerti jenis kalkulator apa yang dia pakai. Bisa juga dibalik, Setnov sedang berhitung ulang dengan Jokowi, tanpa Jokowi tahu rumus dan kalkulator yang digunakan. Sembari Setnov memberi bonus tak terhingga bagi dirinya dan kelompoknya.

Setnov harus ingat, pertandingan bisa saja berakhir dalam durasi babak permainan. Tapi kompetisi masih panjang. Kalau tak hati-hati dan berlaku tak sportif, maka dia bakal kembali menemui nasib sangsi seumur hidup tak boleh main bola. Bahkan untuk datang nonton  pertandingan resmi di stadion pun bakal dilarang assosiasi.
Mau begitu, pak Setnov ? Ahh, jangan deh...sayang celana bolanya kalau hanya untuk jogging di taman.

Salam NKRI

----

Peb22/11/2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun