Aksi demo diklaim damai tapi berakhir rusuh itu diliput langsung banyak media. Semua mata dunia tertuju ke Taman Lawang tempat aksi berlangsung. Mereka sangat tegang melihat rusuh itu layaknya tegang nonton siaran langsung acara Wild Animal di National Geographic.
Esok harinya banyak kalangan menyayangkan aksi rusuh itu. Sejumlah tokoh dari kalangan Intelektual, Budayawan, Politikus, Akademisi seperti Imam Prasetio, Andiek, Abbah Pitung, Mbak Sayyedah, Angry Bird, dll. Mereka adalah para tokoh yang dianggap publik sebagai orang bijak, cerdas, dan perduli terhadap NKRI. Para tokoh tersebut laku diwawancarai beragam media nasional dalam acara dialog interaktif dan stand-up commedy. Mereka juga menyerukan kepada masyarakat untuk menahan diri, sabar dan makin sering menulis agar dapat pahala dari admin.
Belum hilang perbincangan publik soal demo rusuh itu, tiba-tiba tertiup kabar bahwa ada dalang atau aktor yang menunggangi demo besar itu. Kasak-kusuk pun terjadi. Tersebutlah nama Pebrianov atau biasa dipanggil Pebeye (Pebrianov Belagak Yee). Dia mantan Pasient Planet Kenthir dua periode. Pebeye adalah Penulis lebay dan picisan yang mengklaim dirinya penulis berhasil selama jadi Pasient dua periode. Saking hebatnya, selama jadi pasien itu dia menghasilkan banyak album sebagai penegas kelebayannya dalam menulis.
Diduga Pebeye belum move on dan masih berambisi jadi admin Kompasiana. Itulah mengapa dia masuk dalam bursa kasak-kusuk aktor dibelakang Demo. Kalau Pep dihukum, maka Pebeye bisa jadi admin secara selamat sentosa. Maklum saja sebagai aktor, Pebeye merupaka penulis paling ganteng di Kompasiana sejak berdiri 8 tahun lalu.
Mengetahui nama Pebeye disebut-sebut sebagai aktor, maka para awak media berbondong-bondong seperti gerombolan si Berat mencari Pebeye. Mereka berangkat dalam satu bisa besar menuju rumah Pebeye di bukit Chi Key As, Bogor. Segala keperluan keberangkatan para awak media itu dibiayai oleh cukong besar yang sudah menitipkan sekalian uang pulsa untuk awak media.
Sesampainya di rumah Pebeye, mereka berkumpul di depan gerbang. Salah satu reporter Tipi Wanz yakni Yon Bayu yang terkenal kritis didaulat sesama rekan media untuk mengetok pintu gerbang. Sementara para awak siap alat rekaan dalam posisi on.
"Kulo nuwun, mas...!" Teriak Yon Bayu.
Tak lama pintu gerbang dibuka satpam rumah Pebeye, yakni Bamset. Satpam ini sangat ramah, berasal dari daerah Saladua.
"Ada pa mas/mbak? Kok rame datang?" Tanya Bamset, sembari ngelap ilerannya. Maklum saja, tadi tidur nyenyak di Post Satpam.
"Kami mau ketemu Pebeye, mau wawancara, mas " Kata Yon Bayu selaku jubir kelompok awak media.
"Walaahh...Pebeye sedang pulang kampung mas" Kata Bamset.
" Kenapa pulang kampung, pak?" Tanya Yon Bayu.
"Lho, piye tho kalian ini? Pebeye mudik untuk merayakan Lebaran Kuda di kampung, mas/mbak sekalian. Apa kalian ndak mudik Lebaran Kuda? Sayang tho, mas/mbak...harusnya kalian libur." kata Bamset