Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jika Menang Pilgub, Inilah Penghalang Langkah Anies Menuju RI-1

28 September 2016   05:38 Diperbarui: 25 Oktober 2016   03:40 3519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau Jokowi melakukan satu 'pelanggaran' pada sumpah jabatan. Namun Anies melakukannya dua pelanggaran yakni melanggar sumpah jabatan dan kontrak politik.

Memaknai Kontrak Politik Anies Baswedan

Kontrak politik Anies dengan Gerindra dan PKS dapat dimaknai dua hal;
Pertama, Anies diikat secara moral saat menjabat gubernur. Gerindra dan PKS otomatis terikat moral membela Anies selama menjabat Gubernur. Sebaliknya, walau bukan kader partai, Anies 'harus' mencitrakan diri sebagai orang Gerindra dan PKS. Dia tak bisa lepas secara moral dari Gerindra dan PKS.

Kedua, Anies diikat kontrak moral untuk pencalonannya pada Pilpres 2019. Artinya, Anies sudah dipersiapkan oleh Gerindra dan PKS untuk kelak maju sebagai Calon Presiden 2019.

Bila Anies maju Capres dengan bendera Gerindra dan PKS maka kontrak politik Pilgub yang sudah ada bukan pelanggaran, melainkan dibahasakan sebagai kontrak yang diperbaharui, karena kontrak itu hasil kesepakatan dua pihak yang melakukan kontrak yakni Anies-Gerindra/PKS.

Bila Anies maju sebagai Capres 2019 tidak diusung Gerindra dan PKS, artinya Anies membelot dan menjadi lawan Gerindra dan PKS maka kontrak politik Pilgub DKI 2016 tersebut akan dijadikan senjata Gerindra dan PKS untuk menyerang Anies Baswedan selama masa pencapresan.

Foto: bisnisumat.com
Foto: bisnisumat.com
Kontrak Politik sebagai Jalan Melawan Jokowi

Godaan untuk menjadi presiden 2019 sangat besar bagi Anies Baswedan. Hal ini menjadi tidak mudah bagi dirinya secara pribadi karena dia akan bertempur keras dengan dirinya sendiri, yakni pertentangan moralitas diri. 

Suara batinnya akan bergolak, apakah melanggar suara moral demi panggilan ambisi, ataukah mengikuti suara moralnya sembari menyelesaikan dan memanfaatkan Gubernur DKI sebagai 'latihan' guna tampil di Pilpres 2022.

Satu catatan penting bahwa sampai kini Anies Baswedan dikenal sebagai politisi yang bersih dan memiliki citra pribadi yang mengedepankan moralitas berpolitik. Apakah citra tersebut akan terus melekat pada dirinya ketika dia masuk lebih jauh didalam pusaran persaingan politik?

Perjalanan Jokowi dari Gubernur DKI ke Presiden pada Pilpres 2014 lalu akan menjadi referensi utama bagi Anies Baswedan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun