Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bahaya Laten Gagal Menulis

3 Agustus 2016   22:13 Diperbarui: 3 Agustus 2016   22:51 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada jaman Orde Baru frasa 'Bahaya Laten' sering digunakan, khususnya terkait PKI (Partai Komunis Indonesia) sehingga muncul istilah 'Bahaya Laten Komunis. Frasa 'Bahaya Laten' kemudian seolah jadi 'milik pemerintah Orde Baru yang disematkan pada PKI', sehingga menimbulkan rasa seram.

Bila kita merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Laten artinya tersembunyi; terpendam; tidak kelihatan - tetapi mempunyai potensi untuk muncul, (sumber satu) . Lebih lanjut Bahya Laten dapat dipahami "Suatu kondisi keadaan yang bisa menjadi sangat berbahaya jika hal tersebut benar-benar terjadi karena bisa merusak keseluruhan konsep dan nilai yang ada, (sumber dua) "

Berdasarkan defenisi dan pengertian tersebut, istilah Bahaya Laten ternyata 'Jomblo'. Istilah ini bisa berpasangan atau disematkan kemanapun sesuai konteks masalah yang ingin dijelaskan.Kalau dikaitkan dunia Menulis (di Kompasiana) maka bukanlah hal yang salah bila dimunculkan istilah 'Bahaya Laten Gagal Menulis'. Pertanyaannya adalah ; Apakah benar ada bahayanya? Kalau ada, apa Bahayanya? Bagaimana mencegah dan menghadapi bahaya Laten tersebut?

Dunia Menulis Ada Bahaya Laten? 

Sudah banyak ditulis para Kompasianer tentang manfaat menulis, tips atau cara menulis, anjuran menulis dan lain sebagainya. Namun belum pernah saya baca tentang bahaya dari kegagalan menulis. Bukankah tidak setiap orang bisa berhasil menulis? Banyak juga yang gagal. Lalu apakah kegagalan menulis itu hanya berhenti di situ saja? Apakah mungkin kegagalan itu merupakan sesuatu yang berbahaya? Dan seterusnya.

Tidak setiap orang selalu berhasil menulis. Seorang penulis yang sudah kampiun sekalipun 'pernah' gagal menulis. Apalagi bagi para pemula. Apa sebabnya? Jawabnya adalah mereka tidak sadar adanya Bahaya Laten Menulis.

Bahaya Laten Gagal Menulis ?

Perlu dipahami bahwa Bahaya Laten tersebut menggambarkan 'ada suatu kondisi tertentu yang bila terjadi bisa merusak keseluruhan konsep kegiatan menulis. Akibatnya ada beberapa, yakni kegiatan menulis tidak jadi (urung), kegiatan menulis yang sedang bejalan jadi terhenti, atau kegiatan menulis berjalan namun hasilnya membahayakan si Penulis karena terjebak pada Bahaya Laten yang tidak disadari sebelumnya.

Ibarat 'Bahaya Laten Komunis', kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia sudah berjalan lama. Namun Bahaya Laten Komunis terus mengintai, yang bila tidak diantisipasi dan tidak hati-hati maka tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sudah berjalan menjadi rusak hancur dan berubah mengikuti 'maunya' faham Komunis. Disini 'Faham Komunis' sebagai 'Sesuatu' yang berbahaya.

Dalam konteks Bahaya Laten Menulis, tatanan berkehidupan menulis rusak oleh 'Bahaya Laten Gagal Menulis'. Disini 'Gagal Menulis' menjadi 'sesuatu' yang berbahaya.

Konteks Gagal Menulis sebagai sesuatu yang berbahaya dikembali kepada setiap penulis ; sudah seperti apa wujud 'Tatanan Berbangsa dan Bernegara Kepenulisannya' ?

Bila seorang pemula, apakah ' Bahaya Laten Gagal Menulis' mengakibatkan semangat awal menulis menjadi punah ! Tatanan dirinya yang sedang belajar menulis menjadi rusak. Kalau sampai rusak dan punah maka hal itu bahaya yang akan dituainya adalah berkurangnya kemajuan diri sebagai orang-manusia yang diberi anugerah berpikir.

Bila seorang yang sudah menjadi penulis, 'Bahaya Laten Gagal Menulis' maka bahaya tersebut bukan pada tidak terproduksinya tulisan melainkan pada hasil produksi tulisan itu terhadap dirinya dan orang lain. Dengan kata lain si Penulis telah gagal karena tulisan-tulisan yang dihasilkannya merusak tatanan kehidupan dan lingkungannya. Si Penulis tetap bisa menulis tetapi tulisannya 'berubah faham' yang bukan saja tidak berguna bagi diri sendiri dan orang lain, bahkan tulisannya itu menghancurkan tatanan hidup umum (orang lain).

Sekarang kita melihat diri kita, apakah sudah menyadari 'Bahaya Laten Menulis'? Untuk mengetahuinya mulailah melihat kembali tulisan-tulisan yang telah kita hasilkan.

Semoga tulisan ini bukan 'Bahaya Laten Gagal Menulis'

Selamat melihat!

-------

Pebrianov3/08/2016

 

Referensi Pendukung ;

Pengertian Bahaya Laten

Arti Kata "Laten" dalam KBBI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun