Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Klarifikasi Issue Posisi ke-ADMIN-an Saya di Kompasiana

1 Agustus 2016   11:18 Diperbarui: 1 Agustus 2016   12:07 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber gambar ; kompasiana.com "][/caption]

Hari Senin pagi ini rencananya saya akan menulis di kanal politik setelah baca sejumlah berita online. Sangat nikmat, setelah mengantar anak-anak sekolah, kemudian menyeruput teh panas, baru setelah itu ngaduk semen dan bengkokkan besi beton yang lurus dan meluruskan yang bengkok. Itulah nikmatnya hidup sebagai Kompasianer tanpa celana yang tetap.

Tulisan politik terpaksa saya singkirkan sejenak karena tiba-tiba ada yang perlu saya Klarifikasikan tentang keberadaan saya di Tim Admin Kompasiana.

Sejumlah Kompasianer mengira, menduga dan menuduh saya adalah Admin Kompasiana. Sebuah tuduhan paling seksi mengatakan sayalah dibalik upaya memainkan kolom Nilai Tertinggi, Google Trend, dan sebangsa-nya. Itu adalah kolom-kolom yang dianggap bergengsi di layar Kompasiana.

Sebenarnya saya tak mempermasalahkan perkiraan, dugaan, tuduhan dan fitnah yang ditujukan kepada saya. Bagi saya itu justru modal untuk kekuatan saya sebagai Penulis Picisan dan Hermaprodit. Selain itu saya juga Kompasianer Highlander dimana saya bisa menyerap semua energi positif-negatif mereka yang bertendensi terhadap saya untuk menambah kesaktian dan keabadian saya di dunia Kompasiana ini.

Walau tak mempermasalahkan dugaan dan tuduhan kepada saya, namun kali ini saya tak perlu Klarifikasi tentang Posisi Saya di Tim Admin karena menyangkut nama baik Tim Admin Kompasiana yang sesungguhnya. Jangan sampai karena tuduhan itu kewibawaan Admin Kompasiana jadi rusak. Selain itu agar tidak terjadi salah croot bagi seluruh penikmat klimaks di Kompasiana.

Perlu saya tegaskan bahwa Saya Bukan Admin Kompasiana. Sekali lagi saya katakan ; Saya Bukan Admin Kompasiana. Saya tidak bekerja di Grup Kompas. Secara pribadi saya tidak kenal dengan admin Kompasiana.

Saya hanyalah Kompasianer seperti penulis-penulis aktif lainnya di Kompasiana ini. Sehari-hari saya bekerja sebagai Admin Planet Kenthir, sebuah entitas yang bidang usaha dan managemennya terpisah dari kompasiana.com atau Kompas grup. 

Pada beberapa komen di sejumlah tulisan saya dan teman-teman saya menulis bahwa adalah Bakal Calon Admin tahun 2222. Itu Ambisi saya sebagai batu loncatan untuk menjadi Gubernur DKI dan kemudian Presiden tahun 2024. Melihat statemen saya itu tentunya hanyalah sebuah canda semata. Tidak mungkin saya menjadi Admin Kompasiana mengingat saya sebagai Kompasianer sering lupa pakai celana saat membuat tulisan. Selain itu saya Lalaki Pemalu. Tentu saja efeknya pada rendahnya kualitas tulisan saya. Sangat riskan Bukan? Heu heu heu...

Kalau nasib saya kelak memang ditakdirkan jadi admin Kompasiana maka semua tulisan teman-teman akan saya beri Headline, Hightligh, NT, Terpopuler, dan Google Trend. Sehingga tidak ada lagi polemik tuduhan bahwa saya memainkan Tempat Terhormat itu. eman-teman tinggal fokus saja pada tema tulisan yang ingin dipublish di Kompasiana.

Aahh, betapa baiknya saya! Itulah janji Politik Saya.

Jadi kepada seluruh pembaca Kompasiana saya harapkan bisa tahu, mengerti, memahami dan menguasai Dunia Kompasiana secara jernih, cerdas, jujur, dan penuh persahabatan serta rajunlah menabung. Ingat, Belok kiri jalan terus. Hati-hati banyak anak-anak!

Demikianlah Klarifikasi ini saya sampaikan dengan ketabahan dan penuh penghiburan. Saya lakukan dengan sadar, tanpa tekanan, gesekan apalagi goyangan manapun. Saya tidak mengeluh apalagi melenguh. Itulah Kompasianer Highlander sejati. Itulah penulis Picisan dan Hermaprodit yang paripurna, Tetap kuat dan tahan lama di dalam dinamika unik Republik Kompasiana.

Akhir kata, Tak ada Daging yang Retak. Kalau Retak berarti Gading. Kalau ada jarum yang patah, jangan simpan di dalam peti melainkan belilah yang baru. Kalau ada sumur di ladang jangan malu numpang mandi di ladang. Pakailah celana standar Kompasiana dan sesuai kebutuhan. Kalau bukan kita selaku Kompasianer, siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi?

Salam persahabatan pakai celana atau pun tidak pakai celana.

Pebrianov
(Bukan Admin Kompasiana)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun