Adanya hukuman mati atau tidak adanya hukuman mati bukan pilihan. Bagi negara, hal itu adalah situasi yang tidak untuk dipilih melainkan dijalankan sesuai kondisi demi kelangsungan hidup warganya secara keseluruhan.
Bagi negara, HAM tetap perlu dijalankan. Namun, pada situasi dan kondisi tertentu, HAM orang banyak lebih dipentingkan daripada HAM seorang manusia yang terus-menerus merusak HAM itu sendiri. Negara mampu menghitung helai rambut warganya, sementara yang punya rambut jangankan menghitungnya, menatanya saja sering kali tak mampu. Itulah fungsi dan peran negara bagi kehidupan kumpulan manusia yang memiliki hak hidup yang sama.
Penutup
Biasanya setelah sekian waktu usai eksekusi mati, perdebatan pun reda dan hilang. Suasana yang tadinya "panas" dengan berbagai dalil pro-kontra kembali adem-ayem. Para pakar dan publik awam pun lupa eksekusi mati tersebut. Mereka kembali tenggelam ke dalam rutinitas lain sembari melahap berita-berita baru yang lebih eksotis datang silih berganti.
Demikian juga peredaran narkoba. Masa-masa jelang dan saat eksekusi mati dilakukan para pelaku narkoba sejenak tiarap. Segala hal yang berkaitan dengan narkoba seolah hanya ramai di bibir dan tulisan. Setelah lelah berwacana dan berdebat, bussiness as usual; peredaran kembali marak. Penghuni panti rehabilitasi tak berkurang. Sejumlah kasus terungkap, namun belum mampu menghentikannya secara total.
Di mana kelak Freddy Budiman? Kita tak perlu ngotot ingin tahu alamat barunya. Kita bangun kepercayaan bersama saja bahwa kelak usai dia menjalani eksekusi mati, dia akan memasuki kehidupan baru yang damai sesuai "terawangan" religius. Kita harus percaya bahwa di tempat barunya itu Freddy Budiman tak lagi nyambi mengedar narkoba.
Amin, sodara-sodara?
-------
Pebrianov 23/07/2016
Referensi Berita ; berita satu, kompas.com