Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu Pulang

3 Juli 2016   11:50 Diperbarui: 3 Juli 2016   12:41 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Jalan Ke Kampung II Dokumen Pribadi"][/caption]

Ditempat ini aku telah jadi yang dunia mau. Olehnya aku berbaju aneka warna dan bentuk. Disematkannya berpuluh emblim Kuraup semua serunut ruangku mendunia

Aku dikukuhkan jadi warganya
Dijejakkannya di panggung seturut suara dan mimikku
Dipilihkannya ruang bagi semua gerakku

Darinya....
Aku jadi seolah budak waktu
Aku jadi seperti pemuja rotasi
Berdifusi ke medan laga bebas
Dibenturkan kontur ornamentasi
Bergesek di ragam permukaan
Bertarung di deras tekanan udara

Hingga aku pun berpijar dalam hasrat dunia, dan bukan pada imajinasi yang kumau

Tapi di kuadran putaran waktu saat ini
jeda hadir menjemput ruang batinku
Dihantarkannya hulu perindu

Disanalah aku selalu ingin bersimpuh.
Tempat dahulu aku bukanlah siapa-siapa
Tempat aku berkejaran dengan sekawanan ternak 
Bergelimang lumpur
Menghirup aroma tanah basah
Melepas sorak laksana masa kanak-kanak lalu
Seraya tergelak dan menangis di antara kerabat dan famili
Tanpa warna baju yang membuat aku dan mereka berbeda
Tanpa perbudakan waktu yang membuat aku kehilangan kesetiakawanan
Tanpa panggung yang membuat sosok kami tak sama tinggi

Di sanalah rumah batinku selalu terpanggil
Sebuah ruang besar berpenuh ketulusan cinta
Tempat rindu tak pernah surut, 
namanya Kampung Halaman

-----

Bukit 'Sinyal', Dusun Lintang Pelaman, Sanggau, pedalaman Kalimantan Barat 03/07/2016 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun