Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bersimpuh di Lubuk Kata

27 Mei 2016   02:23 Diperbarui: 27 Mei 2016   03:46 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: fondecranhd.net

Di lubuk itu berdiam banyak Kata

Menyimpan daya dan menjanjikan keindahan

Ketika hujan atau kemarau berkelahi dengan bumi.

Dera arusnya jadi energi kata

Hingga bilik dan selaput lubuk tak terkoyak sedikit pun

 

Kata adalah keabadian

Sedangkan lubuk hanyalah tempatnya bersaksi

 

Bagi lubuk Kata

Tubuh bumi dan langit adalah tuan-tuan fana

yang tak bisa sepenuhnya dipercaya

Tapi lubuk kata tetap menaruh hormat

 

Kadang tuan besar itu bercumbu.

Kadang saling berkhianat

Pada saat itulah kata berbiak di lubuk

Membangun logika dan nurani bagi  keabadian

  

Kini musim kembali menggubah arus  

Namun Kata tak bergeser  sedikitpun

Ia tetap membiak dan berhening di lubuk

Karena patuh pada nubuat keabadiannya

---------

Pebrianov27/05/16

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun