Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ber-Kompasiana sebagai Bagian dari Gaya Hidup

23 Mei 2016   14:09 Diperbarui: 23 Mei 2016   18:13 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasiana sebagai blog kroyokan merupakan tempat banyak orang suka menulis  atau menuangkan pemikirannya dalam bentuk tulisan sekaligus saling berinteraksi sesama penulis-pembaca (sharing and connecting).

Seseorang yang aktif menulis di Kompasiana (bisa) telah menjadikan Kompasiana sebagai Gaya Hidup. Didalam Kompasiana itu ada kesenangan dan kepuasan yang didapatkan, ada ruang dan waktu yang dibutuhkan, ada alternatif  dan pilihan menuangkan orientasi tema-tema tulisan yang disenangi.

Keaktifan berkompasiana menjadi kebutuhan sekunder diantara kesibukan pemenuhan kebutuhan primer. Dan menjadi primer diantara beragam kebutuhan primer manusia kekinian. Ketika informasi menjadi sebuah kebutuhan primer manusia kekinian, Kompasiana sebagai media informasi (sekunder) bisa menjadi pilihan awal yang memiliki kaitan dengan beragam sumber informasi dari media mainstream (primer).

Satu perbedaan Kompasiana sebagai ‘gaya hidup’ dibandingakan yang lain adalah gaya hidup itu bisa dijalani secara fleksibel, bisa dilakukan ketika ada ruang dan waktu diantara kesibukan atau setelah kesibukan. Tidak dibutuhkannya waktu yang panjang.  Kita bisa sejenak menikmati Kompasiana saat sarapan pagi dan istirahat siang di dalam bekerja. Kita bisa menjelajahi Kompasiana ketika pulang kantor menjalang tidur malam. Tak perlu pergi jauh dengan membawa perlengkapan. Tak perlu kuatir terhalang hujan turun atau terjebak macet di jalan. Tak perlu gonta-ganti peralatan (laptop, smart phone, dll) sejauh masih baik. tak perlu kostum khusus saat nulis.  Tak perlu kecil hati karena tak ada kawan yang menemani.

Penandaan gaya hidup cukup terlihat ketika identitas Kompasianer melekat di karya-karya tulisan yang telah dipublish, yang bisa ditunjukkan kepada lingkungan keluarga dan teman sebagai ‘kebanggaan diri’ telah jadi bagian dari komunitas kesenangan.

Jelas bahwa Kompasiana telah menjadi bagian manusia kekinian sebagai pilihan gaya hidup - sebuah pilihan yang tak hanya mengumbar waktu, tenaga dan biaya seperti gaya hidup lainnya - namun telah menjadi gaya hidup (life style) yang mampu memberi nilai tambah bagi kebutuhan primer manusia kekinian, yakni informasi.

Saya ingat kata pepatah dari bu guru dahulu ; “Bila ada sumur di ladang bolehlah kita numpang nulis artikel Kompasiana”.  Ternyata di sumur pun bisa menikmati gaya hidup !

“Biarpun hujan emas di negeri orang, ternyata lebih nikmat hujan kata dan kalimat di Kompasiana. Bersakit-sakit kita pada bulu, tapi bersenang-senang kita ke Kompasiana”. Kenapa demikian? Bukankah ‘Air cucuran kata jatuhnya ke Kompasiana juga?’

Nah, kalau dua pepatah terakhir itu apa coba? Itulah uniknya gaya (yang) hidup ketika ber-Kompasiana !

Selamat menjalani aktivitas primer.

------------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun