Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Membangun Imajinasi dan Menciptakan 'Nyawa' Artikel

22 Mei 2016   12:44 Diperbarui: 23 Mei 2016   03:40 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ; www.finerminds.com

Setiap orang yang sudah mengenal aksara sudah pasti bisa membuat tulisan. Tapi tidak semua orang itu mampu membuat tulisan (artikel) yang enak dibaca.

Menulis artikel bukan semata menyusun kata menjadi kalimat. Bukan pula sekadar kalimat bermuatan informasi. Namun lebih dari itu, sebuah artikel merupakan sebuah 'organisme' yang mempunyai 'nyawa'. 'Organisme ini yang menghidupkan proses memahami isi tulisan tersebut.

Orang yang sudah 'makan sekolahan' bertahun-tahun tidak semua bisa menghasilkan tulisan yang benar dan menarik. Mahasiswa tingkat sarjana, master dan bahkan doktor sekalipun harus bolak-balik ke pembimbingnya hanya untuk memperbaiki tulisan yang dibuatnya. Padahal, sumber data tulisan sudah dimiliki, metoda penelitian sudah dikuasai, referensi pendukung sudah tersedia namun ketika harus membuatnya menjadi karya tulis butuh prosesi yang panjang. Ini sebuah contoh dalam konteks karya tulis akademis, yang biasanya panjang dan penuh aturan 'kaku'.

Pada 'level' tulisan yang lebih pendek seperti artikel juga demikian. Walau lebih luwes namun untuk membuatnya. jadi hidup tidak mudah. Satu persoalannya adalah memampatkan penggunaan kata dan kalimat (antara 400-700 kata), sementara isi (konten) harus tersampaikan kepada pembaca. 

Kenapa demikian? Salah satu sebab adalah setidaktahuan perlunya 'nyawa' sebuah tulisan. Dengan 'nyawa' itulah sebuah tulisan (artikel) menjadi 'organisma'.

Nyawa tulisan ditentukan oleh Imaginasi si Penulis. Imajinasi itu dibangun untuk menciptakan 'organisma' yang berperan menghidupkan artikel.

Artikel yang hidup mampu membuat pembaca seolah sedang menjadi saksi, menjalani atau mengalami langsung tentang isi di dalam tulisan itu. Pembaca dibuat larut dalam tulisan, seolah sedang berdialog intens dengan tulisan. Tanpa sadar, si Pembaca dijerat oleh setiap kata yang terangkai hingga kata terakhir. Tiba-tiba saja artikel selesai terbaca dengan kesan yang mendalam. Isi artikel tidak segera hilang walau prosesi membaca sudah usai.

Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dan sebagainya) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang (Sumber : http://kbbi.web.id)

Upaya membangun Imajinasi di dalam artikel tergantung beberapa hal ;

Wawasan
Segala hal tanpa kecuali yang diketahui oleh si Penulis. Tidak terikat pada satu bidang, obyek atau pengetahuan. Didalam wawasannya itu si Penulis mampu meramu setiap bidang kedalam satu pemahaman yang berkaitan dengan tema tulisan.. Wawasan bisa didapatkan dari banyak membaca, melihat dan mendengarkan.

Daya Ingat
Daya ingat diperlukan untuk mengumpulkan kembali apa yang pernah dialami dan wawasan yang dimiliki. Daya ingat yang kuat mampu memunculkan kembali pengalaman secara detail.

Saat membuat tulisan segala hal tadi dapat dihadirkan kembali secara detail, kemudian dipilah dan dipilih untuk meramu kata dan kalimat saat ide menulis sedang 'on fire'. Dengan ingatan kuat, setiap peristiwa dan referensi jadi bahan baku berharga untuk menghidupkan 'organisma' artikel.

Keberanian
Imaginasi membutuhkan keberanian menyatakan sesuatu agar imaginasi bisa tampak menjadi sesuatu.
Setiap referensi yang dimiliki akan sia-sia bila tidak punya keberanian mengungkapkannya dalam kata dan kalimat. Imaginasi tidak perlu ditahan-tahan, biarkan muncul dulu dan berkembang liar sesukanya. Kesampingkan dulu segala kesepakatan dan aturan yang dibuat manusia.

Kreativitas
Kreativitas berkaitan dengan keberanian yakni bagaimana meramu setiap referensi menjadi sesuatu yang tidak biasa, unik namun tetap kontekstual dengan pesan artikel. Didalam ramuan unik itu peran logika tetap dibutuhkan, setidaknya sebagai penuntun berpikir yang runtut. Pembaca dibuat berpikir sejenak untuk kemudian kesadarannya dibangunkan akan sesuatu yang tersirat dan tersurat dari kreativitas si Penulis.

Selera Humor
Tak bisa dielakkan dalam menulis melibatkan rasa. Ketika membangun imaginasi, unsur rasa secara sadar atau tidak turut berkontribusi didalamnya. Untuk itu, perlu selera humor yang tinggi berdasarkan kebesaran hati, keluwesan menempatkan rasa dan kekuatan menghadapi konsekuensi dari kreativitas ramuan imaginasi.

Demikianlah sejumlah komponen penting bagi pembentukan 'nyawa' pada artikel. Setiap komponen itu saling berintegrasi satu sama lain sesuai kebutuhan. Tidak diperlukan hirarki dalam integrasinya. Azas 'suka-suka' bisa saja diterapkan namun harus tetap bertanggungjawab terhadap logika dan etika umum yang dipahami penulis dan pembaca.

Artikel ini dibuat berdasarkan perenungan dan pengalaman menulis. Artikel ini bisa terselenggara atas kerjasama dengan Imajinasi. Ingat! Ingat! Artikel terbentuk bukan hanya karena niat penulisnya, tapi juga oleh kesempatan berimaginasi.
Selamat berimajinasi secara tabah dan penuh penghiburan.


---

Pebrianov 22/05/2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun