Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Memahami Artikel Berjudul Panjang atau Pendek sebagai Pilihan Cara Menulis

16 April 2016   20:44 Diperbarui: 16 April 2016   21:24 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Menentukan Ukuran Judul II sumber gambar ; https://blog.skripsi.co.id/wp-content/uploads/2016/03/alasan-memilih-judul.jpg"][/caption]

Sejumlah penulis di Kompasiana punya ciri menulis Judul Artikel dengan kalimat panjang. Tidak seperti artikel pada umumnya yang rata-rata memuat 3-5 kalimat, judul yang mereka gunakan lebih dari 5 kata, sehingga jadi mirip sebuah kalimat tersendiri dalam paragraf. Susunan kata dibuat sedemikian rupa untuk mewakili isi artikel.

Judul tulisan merupakan kepala karangan yang dapat menyiratkan secara pendek tentang isi atau maksud sebuah tulisan/buku. Melului Judul para pembaca bisa mendapatkan gambaran awal tentang isi sebuah karya tulis. Judul juga berfungsi sebagai 'nama' atau 'tanda pengenal'' dari sebuah karya tulis selain nama si Pengarang tulisan.

Ukuran panjang atau pendek suatu Judul tulisan tidak tidak ditentukan oleh kaidah salah atau benar dunia kepenulisan melainkan pada 'kebiasaan' atau 'culture' tempat tulisan itu diterbitkan. Artinya, membuat Judul panjang atau pendek merupakan sebuah pilihan si Penulis dan atau atoritas yang menaungi sebuah karya tulis. Ini berlaku untuk tulisan fiksi dan non-fiksi. Juga berlaku pada ilmiah dan Populer.

Dunia kampus yang identik dengan Tulisan Ilmiah dengan kaidah tata bahasa baku seringkali/hampir pasti menggunakan Judul panjang pada pembuatan karya tulis mulai tingkat S0 (non gelar) hingga S3 (Doktoral). Judul panjang dimaksudkan sebagai fokus kajian dan lingkup penelitian si calon sarjana-Doktor. Selain itu sebagai penanda awal akan 'orisinalitas' karya tulis tersebut.

[caption caption="https://i0.wp.com/osolihin.wordpress.com/files/2007/09/tips-for-writing-articles.thumbnail.jpg?resize=350%2C200"]

[/caption]

Judul Karya Tulis di Dunia Kampus

Membuat Judul karya ilmiah di dunia kampus bukan hal mudah. Seringkali hanya menentukan Judul yang tepat membutuhkan waktu yang panjang, proses konsultasi dan pengujian (seminar) yang berulang bersama tim pembimbing, yang dikaitkan dengan proposal penelitian. Setiap kata yang akan dipakai harus benar-benar dipikirkan dan dipilih agar sesuai (batasan) kajian. Ini dimaksudkan juga untuk memudahkan si Penulis (mahasiswa atau Dosen yang bermaksud menulis jurnal) dalam bekerja di dalam proses penelitiannya.

Panjang judul karya ilmiah(laporan akhir, skripsi, thesis, atau disertasi) tidak ditentukan batasannya. Namun demikian ada 'culture' atau 'kebiasaan' di lembaga atau event (program) tertentu yang membatasi jumlah kata untuk Judul. Program hibah penelitian Dikti atau Jurnal Terakreditasi lembaga tertentu biasanya membatasi judul maksimal 12 kata. Ini dimaksudkan untuk memudahkan kerja tim penguji, riviwer, dan pihak terkait penyelenggara dalam menata tulisan yang masuk. Disisi lain, menjadi 'ujian' bagi sang Penulis untuk bekerja lebih efesien dan efektif.

[caption caption="ilustrasi II sumber gambar ; http://www.syakirurohman.net/wp-content/uploads/2014/12/Membuat-Judul-Menarik.jpg"]

[/caption]

Judul pada Artikel Populer

Karya tulis di media populer dalam bentuk artikel fiksi dan non fiksi ('reportase', 'opini', 'future') lebih bersifat bebas dalam banyak hal dibandingkan karya tulis di sekolah/kampus. Khusus pada tata bahasa, artikel populer bersifat lebih ringan, santai dan gaul. Tentu saja untuk agar lebih mudah diterima pembaca semua kalangan.

Untuk judul juga demikian. Artikel populer bisa lebih bebas. Tak dibutuhkan bimbingan /konsultasi khusus (menthoring) si Penulis kepada seseorang pakar. Semua tergantung pada si Penulis.

Artikel populer mempunyai 'ideologi' meraih jumlah pembaca sebanyak-banyaknya. Dengan begitu si Penulis mendapatkan kepuasaan, dan media penyelenggara artikel itu mendapatkan keuntungan oplah atau rating. Atas dasar itu, si Penulis dan Penyelenggara/Media berusaha menampilkan Judul yang punya nilai jual, bisa menarik pembaca sebanyak-banyaknya.

Kalau dunia akademis saja terbiasa dengan judul panjang, tentu itu juga berlaku bagi artikel populer. Jadi, Judul panjang bukanlah suatu yang salah. Demikian halnya, artikel populer seringkali 'dibatasi' oleh 'culture atau kebiasaan media tempat artikel itu bernaung sehingga judul tidak panjang. Ini umumnya berlaku pada media cetak, misalnya Koran atau penerbitan buku. Judul pendek sekitar 2-4 kata, dengan maksud 'efesiensi halaman dan biaya cetak' serta mengundang daya tarik pembaca. Selain itu bila judul panjang secara psikologis membuat 'pembaca 'pusing' duluan, sehingga mereka enggan membaca lebih lanjut isi artikel. Tentu saja ini merugikan 'ideologi' meraih banyak pembaca tadi.

[caption caption="Ilustrasi II sumber gambar ; http://2.bp.blogspot.com/-aCAv9CIgZWg/Uy2wjbEhXvI/AAAAAAAAAdc/o5dQC8_C7uk/s1600/idea-152213_640.png"]

[/caption]

Berbeda dengan karya tulis di media online (blog, media sosial, dll) yang memiliki space lebih luas, maka faktor efesiensi halaman dan biaya cetak tidak berlaku. Penulis lebih bebas dan ekspresif menulis judul, demikian juga media yang menaunginya tak memiliki 'culture' membatasi panjang judul. Unsur keterbacaan menjadi sesuatu yang relatif didunia maya. Ada yang suka panjang dan ada yang suka pendek. Bila dibandingkan unsur psikologisnya dengan media cetak, ini merupakan anomali (fenomena unik).

Lihat saja Judul di blog Kompasiana, judul panjang berlaku bebas dan bisa meraih banyak pembaca. Namun bila judul panjang dibuat di Kompas cetak, bisa jadi tak dilirik pembaca, selain itu menguras halaman. Sementara setiap 'space' koran cetak punya nilai jual untuk iklan! Tentu saja media cetak tak mau buang-buang ruang. Tak mau berspekulasi. Koran terbeli sudah beres urusan, tak penting apakah setial tulisan didalamnya dibaca semua oleh pembeli. Betul tidak? Heu heu heu..

Menerima Judul Panjang atau Pendek

Dengan melihat suatu perbandingan Karya tulis ilmiah (kampus) dan Populer yang ternyata tak mempermasalahkan judul panjang, tentu saja kita selaku Pembaca harus bersikap arif pada hadirnya judul panjang atau pendek. Keduanya merupakan pilihan si Penulis dan media penyelenggara. Pembaca tinggal memilih, mau yang panjang atau yang pendek.

Secara pribadi saya suka yang pendek. Sering memakai yang pendek. Namun demikian tetap mampu menghadirkan sensasi yang panjang bagi pembaca. Heu heu heu...!
Semoga artikel dengan judul pendek ini bisa membuat pembaca berpikir panjang dalam membaca dan menulis artikel di Kompasiana.

Selamat membaca dan menulis di Kompasiana dengan hati sukacita dan ketulusan berbagi. Judul panjang atau pendek tidak masalah, yang penting gunakanlah celana saat menulis artikel. Artikel ini disponsori oleh Celana Panjang.

-----

Pebrianov15/04/2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun