Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Harga yang Harus Dibayar Ahok untuk Selamat dari KPK

14 April 2016   18:38 Diperbarui: 14 April 2016   18:44 5779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konteks persoalan Ahok kini berkutat pada prosedur dan administrasi. Namun karena ditumpangi faktor politis menjadikan 'kasus Ahok' tak lagi sekedar prosedur dan administrasi. Akibatnya 'image' Ahok di mata sebagian publik menjadi negatif (ditambah karakter 'kasar dan ceplas-ceplos'. Berita yang beredar dari mulut ke mulut bukan semata administrasi dan prosedur, tapi sudah berkembang ke masalah lain dengan dugaan-dugaan tertentu.

Pada kasus Reklamasi dan Sumber Waras, bisa jadi Ahok tidak memperkaya diri, namun kalau salah prosedur dan administrasi maka bukan tak mungkin Ahok dikategorikan 'Korupsi'. Berbuih-buih mulut Ahok menjelaskan tidak ada main dengan pihak ketiga, tapi bila adminstasi dan prosedur yang dijalankan anak buahnya salah maka tamatlah riwata karier politik Ahok.

Aura Ahok yang diyakini publik 'tidak punya niat jahat' pada jabatannya akan tercoreng oleh kelalaian jajarannya menjaga kebenaran administrasi dan prosedur. Terlebih lagi dalam realitasnya, aturan di negeri ini banyak yang tumpang tindih, baik secara konten maupun kewenangan antar instansi horizontal dan vertikal.

Perjuangan Ahok kini bukan lawan politiknya namun bagaimana 'menyiapkan harga' yang harus dia bayar pada KPK, yakni di pada keakuratan kerja internal jajarannya. Sementara lawan politiknya menunggu penuh harap adanya kesalahan prosedur dan administrasi ketika berada di gerai KPK kemudian mereka goreng ke ranah politis untuk dinikmati sebagian publik yang memang sejak awal tak menyukai kepemimpinan dan pribadi Ahok.

-----

Pebrianov14/04/2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun