Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Masa yang Bersekutu dengan Hujan

12 April 2016   12:54 Diperbarui: 12 April 2016   13:03 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Hujan II sumber gambar ;images.harianjogja.com"][/caption]Kau kah itu?
Hadir seperti gelombang embun
Buram dibalik tirai hujan
Berjarak dari titik nol aku terdiam dan
mencerna sosokmu yang tak terlupa oleh waktu

Kau kah Itu?
Membawa berjuta memori dari bulir-bulir air berkilau
Menari berterbangan
Terhempas juga ke bumi
Mengenang, mengalir dan terinjak masa kini

Kau kah itu?
Bersekutu dengan rinai hujan
Pada garis-garis air yang jatuh
Hadirkan bala tentara tepat di depan pintuku
Berbaris dan berpanggung di lensa mataku
Apakah kau sedang berpikir aku akan ketakutan pada sekutumu?
Sementara aku sendiri belum kering
Oleh basah keindahan masa lalu kita
Yang tak pernah henti bertunas walau musim telah berganti 

----
Lobby Dispenda Kubu Raya, 12/04/2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun