Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Memahami Misi Pribadi Para Penulis di Kompasiana

19 Maret 2016   18:56 Diperbarui: 19 Maret 2016   23:12 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi, sumber gambar : http://tinypic.com/redirect.php?url=http://i67.tinypic.com/34j39r5.jpg"][/caption]

Apa yang anda cari ketika memutuskan menulis di Kompasiana? Ini pertanyaan klasik dan sederhana. Jawabannya bisa sejumlah penulis Kompasiana itu sendiri.

Setiap orang punya misi pribadi ketika memutuskan menulis di Kompasiana. Dengan misi itu setiap penulis membebaskan dirinya dan  menjadi manusia Pembebas.  Misi itu bersifat internal maupun eksternal yang saling mempengaruhi dan melengkapi. Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah Kompasiana sebagai media bergengsi harus diakui menjadi salah satu variabel penting yang turut berpengaruh pada misi pribadi tersebut.

Faktor Internal dan Eksternal Misi

Internalitas misi pribadi si Penulis berangkat dari 'pure' diri penulis itu sendiri, misalnya suara hati dan ego. Keduanya menguasai si Penulis untuk mendapatkan kepuasan diri. Tak ada orang lain mengetahui secara pasti bentuknya selain si Penulis tersebut. Biarlah itu menjadi rahasia abadi dirinya.

Sementara eksternalitas di dalam misi pribadi tak lepas dari segala variabel dari luar diri si Penulis. Dalam konteks ini, kepuasan diri telah dipengaruhi beragam faktor luar, misalnya pilihan politik, tuntutan dogmatis, pemenuhan ekonomi (langsung atau tidak langsung) dan faktor lain-lainnya.

Sifat internal dan eksternal tadi menuntun si Penulis menyatakan dirinya di ruang Kompasiana lewat karya tulisan dan komentar. Ruang itu jadi tempat pertemuan maya sekaligus realitas baru bagi setiap penulis. Di ruang itu juga setiap penulis dipaksa berinteraksi lewat setiap tulisan yang mereka hasilkan dan yang mereka baca, sambil terus memantapkan misi-misi rahasia mereka tadi.

[caption caption="Ilustrasi, sumber gambar ; https://pixabay.com/static/uploads/photo/2015/04/27/06/40/i-741508_960_720.jpg"]

[/caption]

Mempertanyakan Misi Pribadi?

Bagi setiap penulis, misi rahasia mereka bukan untuk dipertanyakan orang lain karena masing-masing penulis itu 'sudah disibukkan' misinya di ruang pribadinya. Hal ini merupakan PR (pekerjaan rumah) yang tak pernah selesai selama menjadi Penulis Kompasiana. Namun PR tersebut bukan sebuah beban, melainkan 'karunia' tak ternilai. Artinya, sadar atau tidak PR itu telah menjadikan pribadi si Penulis terus bertumbuh menjadi apa yang dia inginkan!

Percepatan proses pertumbuhan diri setiap penulis tidak sama, demikian juga pencapaian misi. Dinamikanya sangat relatif karena mereka merupakan pribadi-pribadi yang unik berdasarkan setting diri. Di Kompasiana, seorang yang suka bercanda akan berbeda pertumbuhannya dengan orang serius. Seorang yang berkecimpung dalam dunia politik akan berbeda dengan akademisi. Seorang pensiunan akan berbeda dengan yang baru memasuki dunia kerja, seorang lulusan universitas yang sudah lama bekerja akan berbeda dengan mahasiswa baru, dan seterusnya.

[caption caption="Ilustrasi, sumber gambar ; http://4.bp.blogspot.com/-dJi_siLHj1w/VX2dUpkJGAI/AAAAAAAAA6U/WDM_7GgDKIY/s1600/markijar.com%2B-%2Bvisi%2Bmisi.jpg"]

[/caption]

Kepemilikan dan Teritori Misi

Setiap misi merupakan hak milik penulis. Misi itu  bermukim di masing-masing ruang pribadi. Misi itu punya teritori yang unik di dalam absurditas interaksi maya khas Kompasiana.

Memiliki misi pribadi bukan hal terlarang. Tidak ada aturan atau konvensi yang mengatur misi pribadi di Kompasiana. Misi pribadi baru dipermasalahkan sebagai 'salah' atau 'benar', sebagai 'dosa' atau 'kebajikan' ketika tanpa permisi memasuki teritori penulis lain. Demikian juga bila masuk tanpa permisi ke teritori milik bersama-hasil konvensi komunitas Kompasiana.

Semua yang 'dipermasalahkan' itu bersifat relatif, seringkali masuk ke dalam 'taraf' perdebatan, bukan kesimpulan akhir (justifikasi). Itulah mengapa Kompasiana selalu penuh dinamika. Didalamnya ada 'intrik', 'tragedi', 'ironi', dan bahkan 'parodi' tentang kehidupan yang dibawa setiap pribadi. Dinamika itu terkemas apik dari kompleksitas manusia modern yang menjejaki kekinian dunia informasi. Kita bisa lihat dan rasakan dinamikanya saat jelang Pilpres atau Pilgub DKI2017. Semua faktor misi setiap pribadi muncul dan menyatakan dirinya.

Mengapa demikian?

Karena Kompasiana merupakan tempat berkumpul banyak misi menyatakan dirinya. Tempat setiap penulis memantapkan misinya untuk kemudian bertumbuh jadi manusia pembelajar, atau justru terjengkang jadi pecundang. Anda pilih yang mana?

Selamat bertumbuh di Kompasiana dengan memahami kepemilikan misi setiap penulis. Jangan lupa selalu pakai celana. Selamat wik en dengan tabah dan penuh penghiburan.

--------
Pebrianov19/3/2016

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun