Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ketika Pilihan Politik Ahok Melahirkan Demokrasi Unik...

17 Maret 2016   21:30 Diperbarui: 18 Maret 2016   13:47 3037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau melihat bahwa pilgub DKI belum resmi dimulai, dan masih membuka peluang banyak tokoh untuk bertarung harusnya dari hak berpendapat itu memunculkan banyak pendapat setara terhadap banyak tokoh sehingga terciptalah banyak entitas yang setara. Namun, realitas yang terjadi pada rencana Pilgub DKI tidak demikian. Entitas yang muncul hanya ada dua, dengan fokus hanya satu tokoh, yakni Ahok. Apakah kondisi ini merupakan sebuah kesetaraan? Apakah Ahok mengalami kesetaraan dalam politik?

Terbentuknya dikotomi sejatinya mampu tetap entitas yang setara. Karena hak berpendapat setiap orang mengerucut pada entitas pro dan kontra. Persoalan argumentasi setiap entitas adalah milik entitas tersebut. Kesetaraan Entitas kemudian menjadi tidak terpenuhi ketika kita melihat bahwa masih ada sejumlah tokoh lain yang berpeluang jadi petarung pilgub DKI. Mereka bersembunyi pada salah satu entitas (kontra Ahok) dan diuntungkan oleh adanya dikotomi.

Ahok sebagai salah satu tokoh petarung pilgub DKI tidak mengalami kesetaraan politik. Karena dia dan entitasnya telah menjadi target (tekanan) oleh (banyak) entitas dan tokoh lain dalam pilgub DKI. Celakanya, hal itu dialami justru ketika pilgub belum resmi dimulai.

Sampai kapan Ahok dan entitasnya mampu bertahan?

Mari berpikir....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun