Pebrianov bukannya tidak tahu kegunaan biji sesawi itu bagi dirinya sendiri dan orang banyak karena dia orang yang bertalenta tingi. Dengan talenta itu, dia bela batu cadas dan kering, bukannya membela bijisewawi yang adalah miliknya.
Sementara beberapa orang lain yang juga menerima biji sesawi yang sama dengan Pebrianov segera menanam biji sesawi itu di tanah. Ada yang di dalam pot, di halaman, di pematang sawah, di tanah bukit, ditanah permukiman padat, di tanah tepi jalan, dan bahkan ada yang meminjam tanah orang lain untuk menanam biji sesawinya. Mereka lakukan sesuai talentanya.
[caption caption="Ilustrasi Panen Sayur, sumber gambar ;img2.bisnis.com"]
Apa yang terjadi kemudian. Pebrianov tak mendapatkan apa-apa dari biji sesawi itu, bahkan ketika orang memanen sawi dia ikut memakannya. Sementara teman-teman Pebrianov yang menanam biji sesawinya memanen sawi yang berlimpah. Dan bahkan memberikan hasilnya bagi banyak orang. Ada yang di bukit, tepi jalan, permukiman dan bahkan untuk si Pemilik tanah yang dipinjamnya tadi.
Pebrianov telah menyia-nyiakan talenta, dan karunia biji sesawinya dengan ragam argumentasi ke-diri-an. Dia pakai talentanya untuk membela batu cadas dan kering yang bukan miliknya.
Pebrianov tidak salah, karena biji sesawi itu adalah miliknya.
Namun Pebrianov itu juga telah bersalah karena biji sesawi itu diberikan padanya sebanrnya untuk ditanam. Dia membutakan dirinya bahwa biji sesawi itu dia terima dari orang lain, bukan dia yang menciptakan biji sesawi itu.
Sebaiknya jangan pernah meniru Pebrianov si Pemilik sah biji sesawi itu, karena dia telah menyia-nyiakan biji sesawi itu dengan talenta yang juga dia miliki. Orang seperti Pebrianov sebenarnya tak lebih sebuah kematian itu sendiri. Dia tak penah tahu titik ordinatnya terhadap alam dan lingkungan. Karena itu apa beda Pebrianov dengan sebuah Kematian?
Carpe Deum
------
Pebrianov-pemilik kematian, Gedung Labtek IX Jln Ganesa Bandung, 16/03/2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H