Kombinasi Ahok dan Heru sangat kental independensinya karena keduanya tidak diusung satu partai pun. Bila Ahok masih berpasangan dengan Djarot yang orang partai (petugas partai), maka sedikit-banyak campur tangan partai akan membuat gerak Ahok terbatas. Bandingkan dengan Jokowi yang ‘petugas partai’ seringkali dibuat ‘sulit bergerak’ karena harus mempertimbangkan keberadaan sosok tokoh partai yang berpengaruh (PDIP). Disisi lain, pasangan Ahok yakni Heru yang berlatarbelakang PNS menjadi ‘pesona’ tersendiri. Masyarakat berharap hasil kombinasi independen ini mampu lebih berbuat banyak bagi kehidupan mereka secara langsung, sekaligus terciptanya birokrasi yang kuat dan tertib.
Bila pasangan independen Ahok-Heru memenangkan Pigub DKI2017, maka persaingan para simpatisan/kader partai akan terhenti usai Pilgub. Tidak ada simpatisan partai yang merasa dikalahkan oleh simpatisan partai lainnya. Sebagai catatan, simpatisan partai jumlahnya cukup signifikan ditengah masyarakat. Karena faktor jumlah tersebut maka potensi perpecahan relatif besar.
Semoga saja pilgub DKI2017 berjalan lancar dan tidak memunculkan kelompok sakit hati yang berkepanjangan.
----------
Pebrianov9/03/2016
sumber referensi : temanahok.com, kompas.com (1;2;3)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H