Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Berharap Adhyaksa Dault Bisa Cerminkan Jiwa Pramuka dalam Berpolitik

5 Maret 2016   15:11 Diperbarui: 6 Maret 2016   09:06 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai menjadi menteri, Adhyaksa Dault jadi ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (Kwarnas Pramuka) periode 2013-2018. Kwarnas merupakan satuan organisasi yang mengelola Gerakan Pramuka. Pramuka (Praja Muda Karana) punya arti Orang Muda yang Suka Berkarya.

Pramuka merupakan organisasi non formal yang melatih kepanduan anak-anak muda Indonesia. Kini banyak sekolah menjadikan Pramuka sebagai kegiatan wajib intra sekolah dari tingkat SD-SMP-SMA, meliputi tingkatan Pramuka Siaga (7-10 tahun), Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka Pandega (21-25 tahun).

Anggota Pramuka diikat oleh dua janji, yakni Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka.
Trisatya berisi sebagai berikut ;
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuaan Republik Indonesia.
2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.
3. menepati Dasa Dharma.

Sementara Dasa Dharma adalah sepuluh Kebajikan yang menjadi pedoman bagi Pramuka dalam bertingkah laku sehri-hari. Isi dan Arti Dasa Dharma adalah sebagai berikut :
Pramuka itu :
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, trampil dan gembira.
7. Hemat, cermat dan bersahaja.
8. Disiplin, berani dan setia.
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan.

Nilai-nilai luhur yang diajarkan dalam Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka membentuk jiwa dan suasana batin seorang pramuka untuk cinta terhadap sesama tanpa membedakan-bedakan SARA. Kecintaan pada tanah air dan bangsa jadi spirit menatap masa depan, membangun bangsa dan negara. Mereka sangat patuh akan Kakak Pembina yang merupakan panutan bersama.

Seorang Kakak Pembina dalam kepramukaan merupakan sosok panutan bagi adik-adik pramuka binaan. Dengan menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional maka Adhyaksa Dault merupakan panutan seluruh anak muda anggota pramuka di Indonesia ! Sepak terjangnya dimanapun berada tak lepas dari pengamatan seluruh anggota Pramuka yang merupakan anak muda bangsa Indonesia.

[caption caption="Adhyaksa Dault dan Ahok - lawannya dalam Pilgub DKI2017, sumber gambar ; poskotanews.com"]

[/caption]

Titik Kritis Adhyaksa Dault

Ada hal yang membedakan seorang tokoh politik yang bersetting organisasi/lembaga seperti TNI, Parpol, dan lain lain yang dihuni 'orang-orang dewasa'. Setiap lembaga lingkupnya terbatas di organisasinya saja. Mereka sudah 'tahu sama tahu' tentang sepak terjang politik tokohnya dikaitkan dengan sumpah organisasi, artinya ; Orang-orang tersebut bisa memilih dan memilah sang tokoh organisasinya sesuai kepentingan. Baik dan buruk kelakuan si Tokoh tak begitu mempengaruhi pikiran dan suasana batin mereka. Sang tokoh bukan panutan yang absolut bagi anggotanya.

Sementara organisasi Pramuka lingkupnya lebih luas, yakni seluruh jiwa-jiwa muda yang idealis. Mereka adalah anak-anak bangsa yang umumnya sedang mengenyam pendidikan dari tingkat dasar hingga menengah serta perguruan tinggi. Mereka cenderung melihat segala sesuatu hitam putih. Bagi mereka, Kakak Pembina merukapan sosok panutan yang sangat dihormati. Bagi mereka, kakak pembina adalah orang yang mampu menjalankan Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka.

Disinilah titik kritis seorang Adhyaksa Dault, yakni dia sebagai Ketua Kwartir Nasional (Kakak Pembina) dan juga Tokoh Politik. Situasi politik kontemporer Indonesia yang terang benderang menampilkan kegaduhan, intrik,tertangkapnya tokoh politik karena Korupsi, dan lain-lain memunculkan preseden negatif di mata masyarakat. Publik pun apatis dan skeptis terhadap parpol dan tokoh politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun