Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pesan Universal Monyet Api Menghadapi Kekinian

9 Februari 2016   03:25 Diperbarui: 9 Februari 2016   13:50 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber gambar : http://www.berdikarionline.com/cdn/2012/02/alam-dan-kepemilikan-bersama.jpg"]

[/caption]
Dari Milik Kelompok Menjadi Milik Bersama

Konsep hidup manusia tak lepas dari cara pandangnya terhadap lingkungan sebagai faktor relasi horizontal, dan pada kuasa alam semesta sebagai faktor relasi vertikal. Di sisi lain manusia hidup berkelompok yang disebut kelompok masyarakat. Setiap kelompok tersebut memiliki cara padang yang tidak sama terhadap lingkungan-relasi horizontal dan vertikal mereka. Cara pandang ini menjadi milik kelompok yang berfungsi menuntun sekaligus membatasi kelompok dalam berperilaku. Orientasinyaa adalah bagaimana mereka berlaku hormat terhadap faktor horizontal dan vertikal tadi. Ini yang disebut konsep kosmologi dalam masyarakat. Masyarakat Jawa, Batak, Dayak, Bugis Melayu, dan lain-lain masing-masing memiliki kosmologinya tersendiri. Demikian juga halnya dengan masyarakt Cina (Tionghoa).

Tahun baru Imlek adalah cara pandang masyarakat Tionghoa. Tahun Monyet Api adalah tema atau bagian dari kronologis cara pandang mereka terhadap lingkungan dan kuasa alam semesta. Cara pandang ini menjadi bagian dari kebudayaan mereka, menjadi tuntunan mereka berperilaku.

Dalam konteks berkembangnya kebudayaan saat ini semua cara pandang itu menjadi terbuka untuk dipahami kelompok masyarakat lain yang bermula dari relasi intensif antar kelompok masyarakat. Dalam tahap perkembangan selanjutnya khususnya di era modern-posmodern sekarang ini, kebudayaan suatu kelompok masyarakat telah menjadi ‘milik bersama’ (diluar ritual sakralistik kelompok tersebut). Banyak pesan yang terkandung di dalamnya ternyata bersifat universal. Disinilah kemudian, Imlek dengan Tahun Monyet Api itu bisa menjadi ‘milik semua orang’ dalam menghadapi kehidupan kekinian.

Tantangan Tahun Monyet sebagai Milik Bersama

Melihat karakter dasar shio Monyet yang ; cerdas, pemberani, cerdik, lincah, menyenangkan, penuh vitalitas, humoris, mampu memperhitungkan banyak hal yang berkaitan dengan bencana, dan mampu memperdayai siapa pun, adalah melihat pesan universal yang berlaku bagi semua orang tanpa melihat kelompok masyaraktnya. Apalagi tantangan kehidupan modern saat ini relatif memiliki kesamaan bagi setiap orang sehingga harus dihadapi bersama pula.

Pesan tahun Monyet Api adalah pesan universal. Pesan itu dinyatakan dalam Imlek tahun 2567. Hingar bingar perayaan Imlek tahun ini telah menjadi bagian dari kebudayaan universal yang berkomodifikasi sesuai kekinian. Ketika pesan tahun Monyet Api itu dinyatakan dengan lantang, dan semua orang langsung maupun tak langsung telah memasukinya. Maka bukan jamannya lagi masyarakat di luar masyarakat Tionghoa untuk tak mendengarkan atau tak menghadapinya. Karena kalau tidak, kita semua akan menjadi orang-orang kalah di dalam kehidupan. Apa mau kalah oleh Monyet Api, euy? Maluu, ah...!

Selamat Imlek bagi teman-teman Tionghoa. Selamat memasuki tantangan tahun Monyet Api bagi seluruh pembaca Kompasiana.

Salam damai

Referensi : Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima

--------------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun