Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Beli Rumah Komplek atau Bangun di Tanah Sendiri, Mana yang Dipilih?

31 Januari 2016   13:00 Diperbarui: 31 Januari 2016   17:10 3943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="sumber gambar ; http://www.usahaproperti.com/wp-content/uploads/2015/09/Pemerintah-Segera-Mengkaji-Ulang-Patokan-Harga-Rumah-Sederhana.jpg"][/caption]

Sejatinya rumah merupakan tempat yang memuat konsep 'House dan 'Home'. Sebagai House rumah adalah tempat berlindung dari gangguan iklim, binatang buas, dan orang-orang jahat. Rumah menjadi tempat beraktivitas dan membangun pertahanan dirinya dari segala hal fisik yang mengganggu kehidupan mereka. Konsep Home menyangkut hal non-fisik, misalnya terciptanya rasa, kegembiraan, kenyamanan, kerinduan, kebanggaan dan lain sebagainya. Sebagai House dan Home rumah menjadi tempat membangun nilai-nilai kemanusiaan diri dan peradaban pada skala dasar.

Kebutuhan Memiliki Rumah Sendiri

Bagi pasangan keluarga muda atau orang yang belum punya rumah, memiliki rumah sendiri biasanya merupakan cita-cita. "Biapun kecil, tapi rumah sendirI ". Begitulah 'jargon'-nya.

Bila berumah tangga apalagi sudah memiliki anak, ada kepuasan besar memiliki rumah sendiri dibandingkan ngekost, ngontrak atau tinggal di rumah keluarga (orang tua). Di rumah milik sendiri, bisa bebas mengatur rumah, mengelola manajemen keluarga, dan tidak merasa dikejar-kejar batas waktu 'habis kontrak'.

Jaman sekarang, untuk memiliki rumah sendiri ada beberapa pilihan, misalnya ; Membeli di komplek perumahan, apartemen/rumah susun, membeli rumah 'kampung' di suatu permukiman penduduk yang heterogen, atau bisa juga mendirikan rumah di tanah sendiri. Masing-masing pilihan cara itu punya konsekuensi. Ada plus-minusnya yang disesuaikan dengan minat-keinginan dan konsep hidup bermukim si Pasangan rumah tangga.

Secara umum diberbagai daerah baik kota maupun kabupaten ada tiga macam cara memiliki rumah, yakni pertama, membeli (cash/kredit) rumah di komplek perumahan ; kedua, membeli rumah di suatu wilayah permukiman umum; ketiga, membangun sendiri di tanah sendiri yang dibeli atau dari warisan. Sementara untuk konsep hunian apartemen/rumah susun (non landed house) masih dipandang 'tidak umum' karena hanya tersedia di kota-kota besar yang lahannya sangat terbatas, padat dan harga tanahnya sangat mahal seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan lain-lain. Sementara bagi orang daerah, konsep hunian apartemen dan rumah susun masih jarang dan 'asing'.

Membeli Rumah Komplek Perumahan

Cara ini dinilai paling 'gampang dan cepat'. Asalkan sudah punya sejumlah uang muka sesuai tipe rumah dan punya penghasilan tetap maka kita sudah bisa mendapatkan rumah tersebut.

Banyak plus-minus memiliki rumah komplek. Baik dalam hal sosial, budaya, keamanan, dan lain sebagainya.

Satu hal yang jarang diungkap soal rumah komplek adalah masalah relativitas ekspresi dan kebutuhan penghuni. Model rumah dan jumlah dan ukuran ruang rumah sama sesuai tipe yang dipilih. Penghuni pun dituntut menyesuaikan diri dengan kondisi rumah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun