[caption caption="sumber gambar ;https://s.yimg.com/lo/api/res/1.2/DDZwqJ0.UbLhQLWYN0rUfA--/YXBwaWQ9eWlzZWFyY2g7Zmk9Zml0O2dlPTAwNjYwMDtncz0wMEEzMDA7aD00MDA7dz03MTY-/http://www.rosalux.de/fileadmin/rls_uploads/pdfs/Themen/Politisches_Lernen/politik-WB.jpg.cf.jpg"][/caption]
Apa yang kau kerjakan itu, Peb?
Aku ngetiklah, Bang...lagi bikin artikel politik.
Bah ! Kau kan Penulis Picisan, tak punya kemampuan nulis politik. Nanti malah bikin kotor Kanal Politik saja.
Darimana Abang tau aku tak mampu?
Ya tahu lah, isi dan tata bahasa kau itu tak cocok untuk politik.
Tata bahasa politik itu acamana, Bang?
Yaaa, yang isinya serius lah, pakai referensi jelas, tak ngayal-ngayal dan bikin ketawa orang.
Lho, bang... emang orang politik itu serius ? Kutengok-tengok mereka sering tak serius. Hari kemarin bilang demi rakyat, tapi nyatanya hari ini demi kelompok dan isi dompet sendiri. Apa mereka tak pakai referensi diri sendiri yang lalu-lalu?
Kau ini keras kepala. Tak bisa dikasi tau !
Abang ini lebih lucu dari Kenthir dan suka mengayal-ayal. Tentulah kepalaku keras. Ada batoknya buat simpan otak. Nah, otak dipakai buat aku nulis politik.