Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terungkap, Seorang Kompasianer Norak Turut Diundang Ke Istana

13 Desember 2015   18:37 Diperbarui: 14 Desember 2015   00:34 4017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai Kompasianer Norakisme sejati, maka dia jalankanlah faham itu dengan sungguh-sungguh, secara profesional dan teguh kukuh berlapis baja.

Dia datang awalnya pakai kaos dan jeans. Menenteng ransel berisi baju-baju resmi. Habis lapor kepanitia, ternyata urutan absen si Norak sudah lewat. Sama panitia ; "entar dipanggil lagi untuk tanda tangan". Maka si Norak minta ijin dulu ke toilet untuk ganti baju.

Karena dandannya mungkin kelamaan, maka ketika kembali lagi ke area absensi ternyata sudah pada kosong! Kemana orang-orang yang mau berangkat? Kemana panitia tukang absen tadi? Gimana nasib si Norak?

Untunglah ketemu kang Pepih yang nampak lagi sibuk, salaman sebentar. Trus katanya " Eh, cepat dikit kedepan sana! Rombongan udah nunggu dengan bis di parkiran". Siyaap, boss!

Dasar kompasianer Norak, cuma bisa cengengesan. Untungnya lagi ketemu Kompasianer Ando Ajo yang setia kawan. Dia khusus datang menjemput si Norak dan mengabarkan sudah ditunggu di depan Mall. Maka dengan semangat 45, bersama Ando Anjo bergegas. Di lobby Mall sempat bertemu Desol yang sedang menyembunyikan Belatinya, serta Mbak Mercy juga seorang admin. Kami pun menuju area parkir bis.

Panitia masih siap-siap di halaman. Masih koordinasi ini-itu. Sementara peserta sudah banyak yang masuk bis. Setelah si Norak absen, masuklah dia ke bis. Ternyata di bis itu berisi kaum 'lansia' berjiwa muda. Terbukti di sana ada Pak Thamrin Dahlan, Pak Thamrin Sonata, pak Tjip dan Ibu, dan lain-lain. Yang matang manggis terlihat Ahmad Suwefi, Mas Hidayat, Thomson Cyrus, Mbak Mercy, ada juga Ella (mantan Admin)dusuk di samping si Norak. Mbak Ella pun pun bisa asik diajak ngobrol soal dinamika admin Kompasiana. Si Norak jadi paham sedikit dinamika mereka.

Terbongkar Kenorakan si Norak

Keasikan ngobrol, baru tersadar bahwa si Norak memang Norak. Dia pakai baju batik lengan pendek, sementara peserta lain pakai batik lengan panjang. Ah, bikin kedat-kedut saja ! Untunglah bawa jaket semi jas atau jas semi jaket (?). Maka Batik lengan pendek+Jas menjadi Batik Lengan Panjang. Betul tidak teman-teman?
Ini fotonya :

[caption caption="Kompasianer jas hitam paling kanan yang paling Norak, Bajunya lain sendiri. Foto di samping Istana Negara bersama Kompasianer berbatik berlengan panjang, yakni ; pak Isson Khairul, Pak Thamrin Sonata, pak Iskandar Zulkarnaen, dan pak...(maaf lupa namanya) || sumber foto Dok. Pribadi"]

[/caption]

Norak nyobain wc Istana.
Karena istana negara ac nya dingin, bikin tubuh mengkerut walau sudah pakai baju dua lapis. Efek mengerutnya yakni produksi kentong kemih meningkat. Maka tanpa malu si Norak permisi ke toilet pada petugas istana yang berwajah dingin.

Ternyata gini toh wc Istana Negara.
Ini fotonya (Disensor, heu heu heu..)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun