[caption caption="http://cdn.klimg.com/vemale.com/headline/650x325/2013/01/tutorial-makeup-mata-besar-ala-boneka-tanpa-kontak-lens.jpg"][/caption]
"Kamu itu, lho...dari jaman SMA dulu ndak berubah. Kalau bergaya dan dandan kayak artis Holiwood, tapi anakmu kulihat dekil kayak ndak kamu urus"
Jegleeek ! Booom ! Gubbraaak !
Kalimat tadi diucapkan temanku-seorang dokter- kepada Endah di tempat makan. Kami (berlima) adalah teman satu genk semasa SMA.
Kulihat temanku si Endah (nama samaran) kaget sejenak karena di'cap' begitu. Raut mukanya berubah bagai disengat serangga. Tapi Endah segera menguasai situasi. Tetap bisa bercanda. Dia pun 'ngeles' bla...bla...bla. Kalau soal 'ngeles' itu sudah jadi 'kemahirannya' sejak jaman SMA.
Yang namanya teman akrab satu 'genk', kalau ngomong-becanda sering tanpa rem, nihil norma dan sring tak patuh peraturan undang-undang. Bicara serba ceplas-ceplos, dari yang seru sampai yang paling saru diomongkan. Bisa jadi, obrolan 'genk' ini tak pernah bisa diterapkan dalam relasi dengan suami/istri masing-masing karena perlu 'jaim' demi menjaga stabilitas sebagai belahan jiwa-teman hidup. Heu heu heu.
Pernyataan si Dokter soal dandan tadi cukup mengagetkan, apalagi raut muka Endah yang sejatinya kebal ledekan sempat dibuatnya berubah. Untuk menjaga stabilitas suasana ceria yang sudah terbangun di tempat itu segera kualihkan pembicaraan ke hal lain. Untunglah berhasil dengan riang gembira aman sentosa.
Ceritanya suatu kali seorang kawan lama jaman SMA datang untuk suatu tugas beberapa hari di kota kami. Dia seorang dokter spesialis mata yang sukses di Jakarta. Disela kesibukannya di mengajak kami kawan akrab stu 'genk' di SMA untuk 'ngumpul.
Sehari sebelumnya si Dokter dan saya ke rumah Endah. Disana kami bertemu dengan suami dan anak-anak Endah. Mereka adalah suami-istri yang berhasil dalam karier dan materi. Ketika di rumah Endah itulah mungkin si Dokter melihat kondisi anak-anak Endah.
Sejak masa kecil, keluarga besar si Dokter dan Endah ini sudah saling kenal. Dengan suami Endah pun sudah lama kenal (kakak kelas kami si SMA). Jadi paham dan maklum-maklum saja dengan pertemanan kami.
[caption caption="Ibu dan Anak nampak serasi || sumber gambar ; http://cdn.klimg.com/vemale.com/g/10_ide_kembaran_baju_ibu_anak_super_duper_cute/p/baju_ibu_anak-20150126-editor-001.jpg"]
Fenomena Dandanan Ibu bagai Artis
Sebenarnya dalam hati saya tak menampik apa yang dikatakan si Dokter pada Endah karena ada benarnya juga. Kebetulan beberapa kali saya bertemu Endah bersama anak-anaknya di Mall, Toko buku dan tempat makan. Secara kasat mata penampilan dandanan Endah sangat jomplang dibandingkan anak-anaknya. Pakaian dan sandal mereka kucel, seperti pakaian harian di rumah digunakan untuk jalan-jalan, rambut yang tak tersisir-seperti bangun tidur, atau 'belum mandi'?, pernah saat salaman saya lihat kukunya panjang hitam tidak dipotong.
Penampilan anak-anak tak mesti mewah, tak harus mahal, tak wajib latah ikutan mode. Semua ada porsi dan komposisinya, yang sedang-sedang atau wajar-wajar saja sudah cukup. Prinsipnya ; bedakan pakaian, sepatu, sandal dan baju untuk digunakan jalan-jalan, kondangan dan dipakai harian di rumah. Jangan sampai jalan-jalan ke supermarket-mal, bioskop atau kondangan pakai kaos kucel dan sendal jepit, sementara si Ibu berdandan kayak artis. Perbedaan yang mencolok dandanan ibu-anak tersebut bisa bikin 'sakit mata' orang-orang yang melihat dan mengetahuinya. Yang akan 'dipersalahkan' adalah si Ibu, bukan anak-anaknya.
Sebagai Lelaki Pemalu, saya tidak akan pernah mengomentari 'hal domestik' kawan sendiri. Karena menganggap itu wilayah privat dan sensitif. Bagi saya, setiap orang punya gaya dan cara berekspresi, serta manajemen diri dan keluarga yang dianutnya.
Fenomena seperti Endah sering saya lihat di masyarakat. Terutama di ruang-ruang publik seperti super market, mall, sekolah (saat antar atau jemput anak), gedung pameran atau resepsi, dan lain lain. Saya heran juga, kenapa bisa begitu? Apa si Ibu terlalau sibuk dandan diri sendiri sehingga tak sempat memperhatikan anak-anaknya? Atau dia takut kalah pamor dari anak-anaknya? Heu heu heu...
Saya sendiri bukanlah orang yang pandai menjaga penampilan. Semuanya yang sedang-sedang saja. Sehari-hari lebih suka pakai kaos dan jeans, dengan sepatu kets. Kalau agak resmi, pakai kemeja kasual kotak-kotak, plus sepatu kulit kasual. (saya kurang paham istilah mode).
Namun bagaimanapaun, segala sesuatunya menyesuaikan 'Situasi, Kondisi dan Toleransi' tempat, forum dan pelaku ruang. Kalau ke undangan ya pakai baju resmi minimal batik, celana kain, sepatu 'bapak-bapak'. Apalagi bila undangan, atau jalan-jalan dengan istri dan anak-anak, se-santai-santainya gaya kita harusnya tidak jomplang dengan mereka.
Untuk urusan penampilan anak-anak semua diurus istri, saya sih ikut saja, ya ngantar dan menemani ya dibeliin. Tapi kalau urusan beli buku, mainan, perangkat elektronik, tempat jalan-jalan dan akomodasi itu bagian saya. Anak-anak sudah tahu dengan sendirinya mana wilayah papa dan mama. Mereka tidak akan titip belikan baju pada saya bila tugas keluar kota. Katanya "Jangan pesan pakaian sama papa, bisa ancurr kita". Heu heu heu...
Suami dan istri sejatinya 'bagi-bagi kapling' fokus perhatian urusan rumah tangga. Pembagian kapling ini bisa saja 'tidak sengaja' akibat dari kebiasaan lebih perhatian pada hal-hal tertentu. Misalnya istri lebih perhatian pada masalah makanan, jajanan dan pakaian, saya pada bacaan dan perangkat mainan, dan lain-lainnya.
Sebuah Pembelajaran Kecil
Soal mengomentari penampilan kawan atau orang lain tentu ada cara yang lebih lembut. Mau dikomentari atau tidak, semua bersifat relatif, tergantung pribadi masing-masing. Saya sendiri jarang melakukannya karena hal itu 'sebagai pilihan dirinya'. Lain halnya kalau berkaitan nasib pekerjaan dan keselamatan kawan dan keluarganya, tanpa diminta pun saya akan beri tahu.
Tak ada larangan seorang perermpuan berdandan seperti artis, namun hendaknya bisa perhatian pada penampilan anak-anak yang dibawanya. Sebisanya tidak 'jompang', yang membuat mata publik melihatnya, bukan dengan kekaguman melainkan kasihan sambil diam-diam geleng-geleng kepala. Tuing ! tuing !
-------
Pebrianov8/12/2015
[caption caption="http://1.bp.blogspot.com/-BmZ2xPCTYec/UX9buMbM1XI/AAAAAAAABEA/wtNhLym0mFE/s1600/AnakNangis_zps5ed91a06.jpg"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H