Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Terpaksa Batal Jalan-jalan dengan Anak-anak, Bagaimana Menyikapinya?

15 November 2015   02:51 Diperbarui: 15 November 2015   11:01 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu saja anak-anak sulit membayangkan situasi riil orang tuanya saat mendadak dapat tugas itu. Karena mereka belum pernah menjadi orang tua ! Sementara kita sudah pernah menjadi anak-anak. Jadi sejatinya kita yang harus memahami kemarahan mereka.

Dunia anak-anak adalah kepenuhan jiwa bebas dan imaginasi kanak-kanak yang kaya. Namun sebenarnya, dunia mereka itu bersifat terbatas. Apalagi secara psikis belum mampu untuk memikirkan sebuah realitas kehidupan yang kompleks.

Kehilangan Dua Hal

Saya pernah melihat langsung seorang kawan yang justru habis marah-marah kepada anak-anaknya yang 'tidak mau memahami' akan tugas mendadak yang penting orang tua. Kebetulan saat itu saya menjemput ke rumahnya untuk keperluan mendadak itu.

[caption caption="http://cdn.klimg.com/vemale.com/headline/650x325/2014/01/bahaya-orang-tua-bertengkar-di-depan-anak.jpg"]

[/caption]Suasana menjadi tidak nyaman antara saya dan kawan saya itu. Padahal, saya bukan dalam posisi si Pembuat masalah. Heu heu heu...!

Menurut saya, kawan tersebut telah kehilangan dua hal diwaktu yang bersamaan. Sudahlah mendapat tugas mendadak (yang tentu saja bikin dongkol), eh..situasi rumah yang udah keruh oleh batalnya acara senang-senang tadi justru dirusak lebih parah lagi dengan marah-marah.

Harusnya jangan balik marah-marah, terima saja komplain dan celoteh kekesalan anak-anak tadi, toh nanti bisa ditebus dengan beragam cara cerdas. Bisa jadi skedul ulang dengan bonus-terpaksa mengeluarkan modal dua kali lebih banyak dari rencana semula. No problemo..selagi hal itu bisa menyenangkan anak-anak dan tentunya diri kita sebagai orang tua, kenapa tidak? Hitung-hitung 'bayar denda' pembatalan rencana jalan-jalan terdahulu.

[caption caption="http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/866147/big/019844100_1430470233-Cover.jpg"]

[/caption]Rumah sebagai Surga Kecil

Rumah adalah surga kecil yang kita ciptakan. Bersama anak-anak yang ceria (walau kadang sedikit nakal), bersama pasangan (suami/istri). Rumah (home) adalah sebuah ruang dan tempat yang bebas dari intrik kejamnya persaingan hidup. Di rumah lah semua luka batin yang didapat dari luar rumah bisa disembuhkan. Kita bisa saja kesal, marah atau bahkan luka batin ditempat kerja karena tajamnya persaingan, intrik, fitnah dan caci-maki dari pihak lain (kolega, atasan, teman kerja) untuk 'mempertahankan hidup'. Tapi hal itu jangan sampai membuat surga kecil kita rusak oleh ego kita yang minta dipahami oleh anak-anak !

Bukan berarti kita tak memberi pembelajaran kepada anak-anak tentang situasi nyata kehidupan. Melainkan sesuai dengan konteks dunia anak-anak dan dunia orang adalah dua hal yang tidak sama. Dua ruang yang berbeda. Artinya mereka boleh tahu kejamnya persaingan dan tuntutan kehidupan yang dialami orang tua di luar rumah. Tapi kita tak bisa memaksa imaginasi mereka sepenuhnya masuk kedalam kejamnya dunia dewasa.

Kita jangan malu untuk minta maaf kepada anak-anak dan mengaku salah telah membatalkan sepihak rencana 'jalan-jalan' tadi. Tentu saja banyak cara minta maaf yang elegan sebagai orang tua. Bisa dengan canda, bergaya lebay, akting memelas dan lain sebagainya tergantung setting relasi yang selama ini terbangun bersama anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun