Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gelar Perkara Fadli Zon pada Pernyataan 'Ngawur' Terhadap Jokowi

29 Oktober 2015   01:13 Diperbarui: 29 Oktober 2015   02:26 5572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi begini ; Masing-masing pihak yakni Jokowi berikut tim ahli atau para pembantunya disatu sisi, dan Fadli Zon beserta tim ahlinyanya di sisi lain untuk melakukan gelar perkara yang diselenggarakan pihak ketiga yang netral.

Jokowi akan membuktikan pernyataannya pada Obama soal TPP adalah sudah lewat perencanaan matang. Sementara Fadli Zon akan membuktikan dirinya tidak ngawur membuat pernyataan 'Ngawur' terhadap Jokowi.

Pembelajaran yang Didapat

Dengan gelar perkara ini, akan bisa diungkapkan siapa sebenarnya yang Ngawur. Publik akan nendapat pencerahan dari peristiwa ini. Tidak menduga-duga alias curiga adanya perseteruan politis' yang tidak sehat antara Fadli Zon dengan Jokowi.

Menjadi pejabat publik harusnya bisa mengendalikan emosi dan kata-kata berkaitan dengan kebijakan publik. Setiap pernyataan selalu menjadi 'headline' di mata publik. Untuk membuat pernyataan sejatinya tidak bombastis tanpa parameter dan penjelasan detail. Akan lebih baik dilengkapi data dan fakta terukur. Bukan sekedar anggapan saja.

Sebuah keputusan atau kebijakan publik oleh seorang pemimpin boleh saja tidak mencapai hasil optimal yang disebabkan berbagai hal. Bisa karena bencana alam, dan sebagainya atau adanya penyimpangan di tingakatan teknis. Kesemuanya itu dapat di lihat dan dievaluasi dari roadmap (perencanaan) yang telah dibuat. Dari kaitan perencanaan dengan hasil inilah dapt dinilai sebuah keputusan publik.

Kalau pernyataan pemimpin itu hanya didasarkan asumsi saja, maka itu tak lebih pernyataan Ngawur yang bisa jadi bumerang bagi dirinya sendiri.

Sekian

Sumber bacaan ; Satu, Dua, Tiga.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun