Jadi begini ; Masing-masing pihak yakni Jokowi berikut tim ahli atau para pembantunya disatu sisi, dan Fadli Zon beserta tim ahlinyanya di sisi lain untuk melakukan gelar perkara yang diselenggarakan pihak ketiga yang netral.
Jokowi akan membuktikan pernyataannya pada Obama soal TPP adalah sudah lewat perencanaan matang. Sementara Fadli Zon akan membuktikan dirinya tidak ngawur membuat pernyataan 'Ngawur' terhadap Jokowi.
Pembelajaran yang Didapat
Dengan gelar perkara ini, akan bisa diungkapkan siapa sebenarnya yang Ngawur. Publik akan nendapat pencerahan dari peristiwa ini. Tidak menduga-duga alias curiga adanya perseteruan politis' yang tidak sehat antara Fadli Zon dengan Jokowi.
Menjadi pejabat publik harusnya bisa mengendalikan emosi dan kata-kata berkaitan dengan kebijakan publik. Setiap pernyataan selalu menjadi 'headline' di mata publik. Untuk membuat pernyataan sejatinya tidak bombastis tanpa parameter dan penjelasan detail. Akan lebih baik dilengkapi data dan fakta terukur. Bukan sekedar anggapan saja.
Sebuah keputusan atau kebijakan publik oleh seorang pemimpin boleh saja tidak mencapai hasil optimal yang disebabkan berbagai hal. Bisa karena bencana alam, dan sebagainya atau adanya penyimpangan di tingakatan teknis. Kesemuanya itu dapat di lihat dan dievaluasi dari roadmap (perencanaan) yang telah dibuat. Dari kaitan perencanaan dengan hasil inilah dapt dinilai sebuah keputusan publik.
Kalau pernyataan pemimpin itu hanya didasarkan asumsi saja, maka itu tak lebih pernyataan Ngawur yang bisa jadi bumerang bagi dirinya sendiri.
Sekian
Sumber bacaan ; Satu, Dua, Tiga.
Â
Â