Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Insiden Rossi Tendang Marquez, Jokowi yang Disalahkan

27 Oktober 2015   20:56 Diperbarui: 27 Oktober 2015   22:02 2166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber gambar ;http://www.jpnn.com/picture/normal/20140117_131303/131303_538960_Jokowi_Lorenzo_rossi.jpg"][/caption]

Ini aneh tapi nyata. Belief It or Not ! Entah suatu kreativitas, lelucon, sindiran atau tersirat maksud politis. Pasalnya Insiden Rossi vs Marquez di Sirkuit Sepang hari Minggu (25/10/2015) melibatkan Jokowi ! Kabarnya sudah beredar di dunia maya. Beranak pinak. Dapat sambutan beragam dari para Netizen.

Pasalnya Ada pooling abal-abal tentang Siapa yang salah pada insiden Rossi menendang Marques di lintasan balap Sepang tersebut. Ternyata hasil pooling itu menempatkan Jokowi sebagai pihak yang salah.

Berikut hasil pooling 'abal-abal' itu ;
"Siapa yang salah dalam Insiden Sirkuit Sepang ?"
Hasilnya ;
87% salahnya Jokowi
13% salahnya Rossi

(Sumber Satu, Dua, Tiga)

Tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang hubungan Balapan di Sepang dengan Jokowi. Namanya saja pooling main-main. Hanya sebuah pooling kecil-kecilan tanpa metode ilmiah yang valid. Mungkin tujuannya untuk lucu-lucuan saja.

Meraba Makna Dibalik Pooling

Jelas pooling ini tidak untuk dipercaya. Hanya sebuah sensasi di dunia maya. Namun bila kita simak lebih lanjut bahwa 'yang tiba-tiba yang Bersalah adalah Jokowi' tentu bisa menduga-duga ada sesuatu di balik itu.

Bisa saja ini sebuah sindiran terhadap pihak tertentu yang 'belum move on' pasca pilpres. Pihak ini selalu mengkritisi pemerintahan Jokowi secara berlebihan. Bahkan kalau mau dikatakan seringkali di luar batas etika. Bagaimanapun realitas nyata presiden RI sekarang adalah Jokowi.

Fenomena Unik Menyalahkan Jokowi

Jokowi menjadi presiden yang seringkali disalahkan untuk banyak kejadian. Saat ini saja ketika musibah kebakaran hutan sehingga menyebabkan asap pekat berbahaya melanda sebagian wilayah negeri ini Jokowi lah yang disalahkan. Apalagi musibah itu belum usai malah Jokowi berangkat ke Amerika untuk kunjungan kerja.

Wakil Ketua DPR-RI Fadli Zon bahkan mengatakan kunjungan Jokowi ke Amerika tak ada gunanya. Padahal Fadli Zon belum lama ini ke Amerika dan hanya bertemu. Donald Trump-tokoh kontroversial Amerika. Bandingkan dengan Jokowi yang bertemu Obama, sang Presiden Amerika selaku pemimpin dan pengambil keputusan banyak hal.

Wakil ketua DPR RI yang lain yakni Fahri Hamzah mengatakan pemerintahan sekarang (pemerintahan Jokowi) itu Bodoh ! Padahal Jokowi sudah bekerja banyak, bukan cuma bercuap-cuap di parlemen tanpa hasil yang jelas.

Ketika musiba robohnya crane di Mina Arab Saudi juga beredar kabar abal-abal  yang mengatakan hal itu penyebabnya adalah JokowiM dia dianggap membawa sial karena beberapa waktu sebelumnya berkunjung ke Arab Saudi untuk kunjungan kenegaraan.

Kalau mau disimak, dunia maya memang penuh 'kejutan' yang seringkali mampu memutarbalikan logika dan kenyatan faktual. Celakanya, banyak logika terbalik-balik itu mengarah ke Jokowi, sang Pemimpin negeri ini. Jokowi adalah realitas nyata. Lalu kenapa Jokowi yang menjadi 'korban' permainan kabar abal-abal?

Jawabannya akan banyak sekali ! Kemungkinan sentimen ketaksukaan pada Jokowi akan mengemuka. Entah fenomena apa ini, uniknya yang ' Membuat Kabar Aneh' justru anak negeri sendiri. Mereka bermain-main dengan Isu dan Logika faktual. Namun kemudian justru mencerminkan kebodohan diri. Ketakmampuan untuk lepas dari kebencian, dan lain sebagainya. Entahlah apalagi yang ada dibelakangnya.

Melihat kondisi Presiden Jokowi yang tak putus dirundung 'penyalahan' atau 'obyek yang disalahkan', apakah kandidat presiden yang tak terpilih pada Pilpres lalu lebih beruntung ? Beruntungnya menjadi pihak yang kalah karena tak perlu pusing ngurus negeri besar dengan kompleksitas masalah yang besar pula. Bisa bersantai di rumah sambil ngurus partai dan merawat hewan peliharaan,  cuap-cuap sana sini bersama teman-teman politisnya yang aktif di kancah politik. Bayangkan kalau  jadi presiden apa tidak pusing ngurus negeri kompleks ini?

Lalu, bila dulu si Kandidat  itu terpilih jadi Presiden juga akan jadi bulan-bulanan atau korban atau obyek yang selalu disalahkan untuk banyak masalah dan fenomen negeri ini?

Menurut saya sih....ah entahlah...bagaimana pendapat mas Anang ?

Silahkan, mas..

Salam Pemberdayaan !

--------

Pebrianov27/10/2015-Masih Sembunyi di Kolong Meja

Sumber bacaan ;

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun