Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Rindu Pakde yang Terbagi Dua

29 September 2015   10:12 Diperbarui: 29 September 2015   10:54 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="http://www.radarbangka.co.id/gambar/artikel-bayang-dan-substansi3077_a.jpg"][/caption]

Alaamak Jooohn ! Ente kok senyam-senyum sendiri gitu?

Eh, coy? Udah lama kau disitu? Emang aku terlihat senyam-senyum, ya? Padahal aslinya aku sedang Nganu, coy..

Kau ini ngona-nganu aja sambil senyam-senyum sendiri !

Yaa eyalah, coy ! Masak Ngona-nganu sambil senyum berjamaah? Ndak asik, tau !

Emang, apaan yang bikin ente Ngona-nganu senyam-senyum sendiri? Ngemat banget kliatannya?

Aku memang lagi kenikmatan banget baca tulisan terbaru Hanna Chandra dan Nararya, coy...Keduanya teman baikku di Kompasiana.

Heeiiy..ente ini Lelaki Bangsat yang tidak konsisten, Peb ! Kemarin bilang berteman dengan Mike Reyssent. Laah, sekarang Hanna Chandra dan Nararya ! Mana yang bener?

Eehh....eeh ! Jangan kasi tau para Kompasianer lainn, ya...! Aku kan ngakunya teman lama Mike Reyssent, biar keliatan gimanaa, gethoo...eeh, dibongkar pulak oleh Mike Reyssent kalau aku si Pebrianov cuma mengaku-ngaku sebagai sahabat lama, tapi sejatinya hanya seorang anak bengal, bandal dan keras kepala.

Hak hak hak ! Trus, ente malu, dong ?

Ya, endaklah coy. Aku kan memang lelaki pemalu. Malu dong kalau aku harus malu lagi. Dimana aku taroh kemaluanku?
Lagian, di Kompasiana ini semua ada, apapun bisa. Bisa mengaku sebagai Sesuatu tanpa rasa bersalah. Kemudian pengakuan itu menjad Kebenaran yang tersaji di Kompasiana, sampai...uhuk...uhuk !

Haaah ? Sampai apaan?

Sampai ada pembongkaran atas pengakuan itu. Maka segala pengakuan yang sudah berlaku tadi bisa gugur demi pengakuan yang lain. Gituuuu, coy!

Alamaak, joohn ! Ente kok pasrah amit ? Pastilah akan ada yang datang membela ente. Tak adil dong diperlakukan gitu. Karena kata bu guru jaman dulu, sebuah kebenaran adalah kebohongan bagi kebenaran lain. Jadi tak ada kebenaran sempurna, jooohn... !

Maksud ente gimana, coy? Ane gagal paham.

Alamaak, joohn ! Percuma ente Profesor kalau masih gagal paham urusan sepele ini. Lihat dong substansinya. Ngerti, kau jooohn ?

[caption caption="gambar ayah, anak dan keledai II sumber ; http://2.bp.blogspot.com/-U2ydndFIa5"]

[/caption]

Emang Profesor ndak boleh gagal paham? Lagian ini bukan sePele, tapi udah seMessi atau seRonaldo. Ente harus up to date, coy ! Yang kutau Sub itu bagian, Stan itu tempat buat pameran atau lapak pameran. Jadi sustansi artinya si bagian tempat pameran. Atau tempat pameran yang cuma separoh. Heu.heu..heu..!

Halaaah, makin sinting. Ancoorrree !
Gini, jooohn. Ente mesti cerdas berkompasiana, jangan hanya melihat permukaan tersaji, tapi rasakanlah substansi-nya. Nah, kalau ente mengartikan substansi itu separoh lapak pameran ada benarnya juga. Yang separohnya lagi masih misteri.

Emang kalo tempat separoh bisa operasional, ya coy? Trus misteri itu berisi apa ?

Tentu bisa. Di realitas maya ini sajiannya bisa terlihat separoh substansi, separohnya lagi ditopang misteri. Nah, misteri inilah yang seringkali jadi santapan lezat, asik diemut-emut sambil senyam-senyum dan Ngona-nganu. Seperti tadi ente waktu sendirian, jooohn ! Hak hak hak...

Abis asik, sih coy ! Main di ruang misteri itu. Banyak warna-warni tunggang-langgang yang nikmat dicecap sampai seolah-olah dapat orgasme kebenaran.

Iya, memang nikmat. Tapi masalahnya, banyak orang lebih suka masuk ruang misteri itu hingga lupa separuh yang terpampang adalah Substansi.

Oh, gitu ya coy? Aku sungguh kecewa dengan Nararya. Ditulisan Hanna Chandra masih ada senggal-senggol namaku, tapi Nararya sama sekali tidak !

Alamak jooooohn. !...ente memang tak substansial banget !

Iya, coy. Soalnya nikmat banget yang kayak ginian di Kompasiana, coy..

Apa ? Jadi ente mau katakan di Kompasiana itu lebih dominan yang Non-Substansial ?

Pssst ! Jangan keras-keras, coy..nanti menyinggung ego para Kompasianer. Bisa-bisa Aku dibully sampai terkangkang-kangkang.

Ah, sebagai lelaki pemalu...ente kan bisa kembali sembunyi di bawah meja. Sesuai standar prosedur admin kalau terjadi gempa. Beres-suberes, joohn !

Sudah..sudah ! Jangan bawa-bawa admin. Nanti tulisanku tak dikasi stempel higlight, apalagi HL. Bisa-bisa ketaksubstansialanku di Kompasiana makin subtantif, coy..

---------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun