Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompasiana Menanam Benih, Media Lain Menuai Tenar

25 September 2015   06:50 Diperbarui: 25 September 2015   23:27 1648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi sebagian orang lagi khususnya di Kompasiana bisa hal ini bisa menjadi pertanyaan besar.

Ketika heboh Gayus ketahuan 'ngeluyur makan-makan' dengan dua Kompasianer perempuan matang manggis, sontak media lain ikut heboh.

Dalam waktu tak lama jadi berita nasional. Hampir semua media nasional dan daerah memuatnya, beberapa menjadikannya Headline mengingat 'persoalan' Gayus cukup seksi untuk menarik perhatian pembaca haus berita. Setelah lama 'hilang', berita itu jadi 'obat kangen' publik pada sepak terjang Gayus, si Koruptor yang Fenomenal.

Namun herannya, di pemberitaan ragam media itu, nama Kompasiana tidak terlalu mengemuka sebagai sumber atau awal ihwal plesiran Gayus usai sidang perdata perceraian. Lebih sering disebutkan 'Gayus bertemu dengan dua teman wanitanya 'yang blooger'. Selain itu, sumber gambar (foto) pertemuan berasal dari 'facebook',  (milik Baskoro Endrawan-yang juga seorang Kompasianer).

[caption caption="http://ensiklo.com/wp-content/uploads/2015/06/Twitter-dan-Snapchat-Juga-Berinovasi-Pada-Sektor-Informasi-serta-Pemberitaan-di-Dunia-Digital.jpg"]

[/caption]

'Blooger' dan 'Facebook' Mengalahkan Kompasiana ?

Pada kasus itu, yang kemudian mengemuka adalah dua blooger wanita dan facebook. Padahal kalau ditelisik sebenarnya Kompasiana lah yang punya peran besar membongkar Gayus. Selain memuat kasak-kusuk sejak awal, juga yang pertama kali posting gambar ke publik. Gambar itulah kunci timbulnya heboh nasional! 

Media lain yang memberitakan Gayus seolah lebih percaya facebook dibandingkan 'gonjang-ganjing di Kompasiana'. Apakah itu berarti facebook lebih dipercaya dibanding Kompasiana?

Usai kemunculan berita pertama kali di berbagai media, lanjutan beritanya kemudian lebih difokuskan pada Lapas, Reaksi Menteri, dan Gayus itu sendiri. Kompasiana dan Kompasianer tak disinggung-singgung.

Disatu sisi, hal ini menguntungkan Kompasiana yakni tidak direpotkan pihak lain yang melakukan penyelidikan-penelusuran informasi lanjutan untuk berita. Para awak Kompasiana bisa tidur nyenyak dan mungkin bisa nyaman plesir makan-makan di restoran. Kompasiana tetap adem-tentrem. Palinglah perang opini Kompasianer di internal Kompasiana. Kalau hal ini sih memang sudah biasa.

Namun di sisi lain, adem tentrem itu 'merugikan' Kompasian sendiri karena seakan tidak dianggap oleh media lain untuk rujukan - di singgung dalam rangkaian isi beritanya. Kalau hal itu benar adanya, sungguh sebuah 'pukulan' telak bagi eksistensi Kompasiana.

[caption caption="https://dn3pm25xmtlyu.cloudfront.net/photos/large/614426672.jpg?1341857082&Expires=1443225797&Signature=boFbtKIddjTPIVSQoR7zBRRxWrkQHbguSaZv6PUd144lR38Gk1QD8TYxeUUwslkXRwVYgTyGjx1WhOUs~wqZiUlkqrWnRv8ZhmnxmWvz16LcoMNym96PvPru2wD2guFF7oQf17wk5xS57~idy6qZD-jQYHlpk407LI9qZwOxzQU_&Key-Pair-Id=APKAIYVGSUJFNRFZBBTA"]

[/caption]

Persaingan Bisnis ?

Ada kemungkinan lain, yakni media lain 'malas' membawa-bawa nama Kompasiana dalam isi berita karena hal itu bisa jadi iklan gratis bagi Kompasiana. Mereka tak rela Kompasiana jadi besar dan makin ngetop karena pembawa berita pertama Gayus plesiran. Apalagi 2 orang perempuan dan 1 laki-laki yang terlibat langsung adalah Kompasianer aktif.

Bagaimanapun, Kompasiana dianggap saingan sesama media dan dalam hal 'nyedot pulsa' internet pembaca. Persaingan bisnis media lah yang melatar-belakangi 'malas' atau 'enggan' nya media lain mengusung Kompasiana.

Padahal sejatinya, moment Gayus makan-makan itu bisa menjadi moment besar bagi Kompasiana untuk makin kuat dan terkenal. Bayangkan saja, tiga orang di situ adalah Kompasianer ! Publik luar yang membaca berita dari beragam media online lain tadi akan bertanya ; Apa itu Kompasianer ? "Itu lho, para penulis di Kompasiana. "Oh, ketiganya ternyata bukan cuma sekedar blooger biasa". Celeguk !

Kini Kompasiana kembali dalam rutinitas. Bussines as Usual. Sembari berdenyut-denyut sendiri karena silang pendapat sesama Kompasianer. Makan makan sendiri. Nyuci, nyuci sendiri. Tidur pun sendiri.

Sementara di tempat (media) lain pesta-pora berita Gayus dengan caranya, padahal modal awal mereka asalnya dari Kompasiana. Betul begitu ? Aarrgghhh !

Maaf, ya...Kang Pepih dan para admin, seolah saya senang kalau kalian jadi pusing. Bukan itu !

 

Salam Kompasiana  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun