Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tiga Mantan Meramaikan Kisruh Mantan di Kompasiana (Tanggapan Terhadap Tulisan Erwin Alwazir)

1 September 2015   19:25 Diperbarui: 1 September 2015   21:14 1137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="http://www.tren.co.id/wp-content/uploads/2014/12/cara-melupakan-mantan-pacar.jpg"][/caption]

Alan Budiman adalah seorang Kompasianer. Dia menulis panjang lebar soal Pak Mantan yang ketua partai Biru baru-baru ini mengkritisi Jokowi. Selain itu juga dituliskannya pencapaian pak Mantan, yang ternyata tak banyak berbuat selama 10 menjabat Presiden. Oleh Kompasianer Alan Budiman dibuatlah perumpamaan 'Mantan Presiden Seusil Mantan Pacar' yang ditujukan kepada Pak Mantan.

Menurut dugaan salah saya, Erwin Alwazir sebagai pendukung Prabowo jadi agak gemes-gemes sayang dengan Alan Budiman yang pendukung Jokowi. Gemesnya terjadi karena Alan Budiman kok menulis tentang pak Mantan Presiden. Kok bukan menulis tentang Mantan Calon Presiden Prabowo? Apakah karena Alan Budiman selaku Mantan Santri pernah diundang makan ke Istana Negara, sementara Erwin Alwazir diundang ke Kandang Kuda Prabowo pun tidak ! Ini sungguh tidak adil diam-diam Alan Budiman membawa mantan lain (Pak Mantan) di tulisannya.

Atas tulisan Alan Budiman itu, Kompasianer Erwin Alwazir kemudian membuat tanggapan yang cukup panjang. Inti dari tulisannya mempertanyakan data-data Alan Budiman yang tidak valid (tidak pakai data) saat membahas masa kepemimpinan Pak Mantan. Kemudian dengan gagah perkakas dipaparkannya data-data tentang pencapaian Pak Mantan. Khususnya data beberapa waduk yang sudah dikerjakan Pak Mantan. Tujuannya untuk membantah sekaligus meluruskan pernyataan bengkok si Mantan Santri itu yang mengatakan pak Mantan tak berbuat apa-apa selama 10 tahun menjabat Presiden.

Tulisan Alan Budiman baik, begitu juga tulisan Erwin Alwazir. Baiknya adalah keduanya ditulis dengan bahasa Indonesia, bukan bahasa binatang. Setidaknya itu yang saya tangkap sebagai mantan pawang ular dua periode, mantan orang baik sekaligus mantan orang waras. Walau saat ini saya cuma pengamat mantan, tapi saya berbahagia dengan para mantan saya tersebut.

Awalnya saya bingung, Oleh Alan Budiman; pak Mantan disebut 'seusil Mantan Pacar'.
Kemudian oleh Erwin Alwazir ; Alan Budiman disebut 'Mantan Santri Seusil Mantan Preman'. Padahal Alan Budiman dalam penutup tulisannya menyatakan dirinya sebagai "Pakar Mantan". Namun mungkin karena Erwin Alwazir punya rasa sayang yang besar kepada Alan Budiman, maka ditambahnya label Mantan pada Alan Budiman menjadi "Mantan Santri Seusil Mantan Preman". Jadi, Alan Budiman punya 'double degree' yakni Pakar Mantan dan Mantan Santri yang selevel Mantan Preman.

[caption caption="https://pbs.twimg.com/media/B9fgkQpCYAA-2ru.jpg"]

[/caption]

Erwin Alwazir mantan apa? Kenapa Erwin Alwazir harus mendapat sebutan Mantan ?

Menurut kitab alam ghaib yang selama ini saya pelajari, untuk melakukan perbandingan atau pun persamaan maka harus ada parameter atau variabel yang sama pula. Kata bu guru, hal itu supaya adil. Kalau tidak adil maka bisa disetrap menyikat wc sekolah. Kata pak Guru harus bisa sesuai terminologi dan konsisten di terminologi itu dalam mengupas, merendam, mengiris, meracik bumbu sampai memasaknya. Kalau tidak, maka akan dijemur di bawah tiang bendera.

Setelah saya simak dengan hati tabah dan penuh penghiburan, ternyata Erwin Alwazir tak punya sebutan Mantan. Dia tak mencantumkan apakah Mantan Pakar, Pakar Mantan atau apa pun. Dia cuma menulis ; Salam Mantan "Preman" pada penutup artikel. Tulisan itu membingungkan dan banci. Tak jelas maksudnya. Pertama, apakah berarti dia sendiri yang mantan preman. Atau dia pakai istilah mantan preman dengan maksud menghormati Alan Budiman sebagai selevel Mantan Preman. Kalau Erwin sendiri yang mantan preman, kenapa tulisan Preman pakai dua tanda kutip. Saya menangkapnya sebagai preman olok-olok, tak sepenuhnya preman, atau justru banci? Saya yang dulu mantan banci saja sampai bingung, euy...heuheuheu !

Daripada bingung sendiri dan rasa sayang saya yang besar pada Erwin Alwazir-Saya tak mau dia minder karena belum punya sebutan 'Mantan', akhirnya saya cari sebutan yang cocok.

Sebutan itu harus tak jauh dari tulisannya.Maka saya telusuri.  Daaaan.. Euuureekaaa !!
Erwin Alwazir adalah Mantan Selera dan Mantan Dikepruk Tongkat Musa !

Sebagai Mantan Selera, awalnya dia sangat berselera membaca artikel Alan Budiman si Mantan Santri, tapi kemudian dia jadi Tak Berselera karena data Alan Budiman dianggap tidak valid-tanpa data. Di sinilah Erwin menjadikan dirinya Mantan Selera.

Sebagai Mantan Dikepruk Tongkat Musa, awalnya Erwin mengatakan begini "....segera tinggalkan dari pada kepala terasa dikepruk tongkat Musa!”.
Saya mendapat ilham bahwa dulu Erwin penah merasakan dikepruk tongkat Musa. Hebatnya, kini dia tak ingin Kompasianer lain  mengalami hal yang sama seperti dirinya ; Dikepruk Tongkat Musa.

Terimakasih , bro Erwin Alwazir telah mengingatkan saya. Walau saya hanya mantan orang waras, terimalah sebutan dua buah Mantan tadi dengan tabah. Kalau bukan sekarang kapan lagi? Kalau bukan saya siapa lagi?

 

Tertanda
Perbrianov
(Pengamat Mantan, dan Mantan Orang Waras-Kini menjabat Mantan Pawang ular 2 periode)

Jakarta, 1Sept2015

--------
Sumber inspirasi tulisan ;
http://www.kompasiana.com/alanizecson/mulai-lapar-mantan-presiden-seusil-mantan-pacar_55e28c852b7a613b1d908239

http://www.kompasiana.com/erwinalwazir/mulai-lapar-mantan-santri-seusil-mantan-preman-tanggapan-artikel-alan-budiman_55e48bfd1eafbd190d6cd940

[caption caption="http://baymonttampa.com/wp-content/uploads/2015/07/Arti-Mimpi-Ketemu-Mantan-Pacar.jpg"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun