Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Janji Kematianku pada Desol

29 Agustus 2015   02:01 Diperbarui: 29 Agustus 2015   02:01 1471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="sumber gambar ;http://www.anneahira.com/images_wp/puisi-kematian.jpg"][/caption]

Desol....

Sudah kukira pemberontakanmu. Selalu begitu. Pada rindu lalu, dendammu tak pernah jeda. Menggeliat. Tapi di lensa mataku, dimensinya tak lebih sebuah gelinjang.

Tak perlu aku minta maaf. Karena itu memang panggilan dari diorama bangsatku. Sebuah syahwat di kepenuhan rindu baru.

Seperti janji hidup pada kematian.

Seperti janji kematian pada gerbang surga atau neraka.

Seperti janji surga pada kebahagiaan.
Seperti janji neraka pada siksa.

Selalu begitu. Tanpa waktu. Meruang di keabadian.

Desol !
Kapan tempurung kepalaku akan kau tancapkan belati ? Segera, kah?

Kan kusiapkan panggung untuk kau menari-nari di lingkaran bercak maha kesakitan jasadku. Beralaskan permadani merah. Dari muncratan darahku yang mengering.

Setelah itu apa lagi, Desol?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun