Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Puisi untuk Desol

19 Agustus 2015   22:56 Diperbarui: 20 Agustus 2015   00:29 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="sumber gambar ;http://1.bp.blogspot.com/-iKXKhRQU1f0/TaMFx1aEldI/AAAAAAAABLM/gr9M5e0kNEM/s400/189060_1741122042323_1066841754_1581099_5254473_n.jpg"][/caption]

Ini orang kutengok selalu merindu
Tiap rindu dia sajikan bikin darahku seolah mengucur deras dari pembuluh
Muncrat sampai ke jari-jari pelangi jingga

Betapa tidak?

Dengan tangan dingin ditancapkannya belati di dadaku, kemudian diputarnya mengaduk-aduk jantung, hati, dan seluruh jaringan tubuhku.

Mahluk manis macam mana orang ini ?

Kutengok matanya

Astaga !

Dia tersenyum manis. Tatapannya lembut. Seolah dia sedang mengelap tubuhku dengan handuk basah yang hangat.

Aku cuma diam, saat dia bekerja dengan talentanya.

Mengaduk-aduk setiap ruas ku, mengukur nafasku. Sampai di ujung fana. Jiwaku terengah-engah di belakang jejak dengusnya.

Dasar Keparat !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun