Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Masalah Bau Ketiak dan Tren Baru Hormat Bendera ala JK

18 Agustus 2015   12:31 Diperbarui: 18 Agustus 2015   12:31 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="sumber gambar : http://erlangga-araditya.weebly.com/uploads/9/2/7/2/9272018/1199863_orig.jpg"][/caption]

Orang banyak heboh soal JK tak angkat tangan ke jidat untuk hormat bendera. Padahal JK tidak salah. Ada peraturan yang mengamini hal itu.

Mengangkat tangan dan meletakkan susunan jari rapat di jidat adalah sebuah cara yang sudah lazim dilakukan. Seperti yang sering terlihat dimanapun saat upacara.

Namun kali ini JK tampil beda. Cukup berdiri tegak. Sebagian orang yang tak paham mengecamnya. Namun sekarang sudah banyak berita penjelasan tentang peraturannya.

Kini masyarakat sudah paham, JK tidak salah. Mereka justru baru tahu tentang peraturan itu. Syukurlah.

Saya sudah tahu peraturan itu sejak lama. Saat masa sekolah dulu waktu aktif di pramuka.

Tapi saya tak berani seperti JK, takut dimarahi bapak/Ibu guru sejarah nasional perjuangan bangsa. Mereka pasti menyalahkan dan dianggap tak nasionalis. Saya yakin mereka tidak tahu peraturan itu.

Kakak pembina pramuka saya dulu seorang polisi. Dalam omong-omong santai dia mengakatan "ikut yang lazim sajalah, daripada cari masalah''. Heu heu heu...betul juga, karena saya cuma pelajar bisa barabe urusannya. Beda kalau saya sudah jadi Wakil Presiden.

Aksi baru JK tanggal 17Agustus telah membuka lembaran baru. Dia akan menjadi tren baru cara menghormat bendera. Apalagi bagi orang-orang yang malas mengangkat tangannya 'hanya untuk sebuah bendera', tanpa memahami makna. Lumayan hemat tenaga.

Tren ini juga akan dipakai orang-orang yang punya masalah dengan bau ketiak. Mereka akan mendapatkan legitimasi kuat untuk tak mengangkat tangannnya. Kalau alasan tak ingin membuat polusi udara bagi orang dekat tentu tak akan diterima bapak/ibu guru. Pasti disetrap!Saat Siang bolong disuruh berdiri sendirian di lapangan menghormat bendera. Makin berkeringatlah ketiak.

Tren JK akan jadi preseden baru. Ada alternatif yang ditawarkan. Tapi bagi orang-orang yang malas dan bermasalah dengan ketiak ini jadi keberuntungan.

Ah, semoga saja mereka tetap memahami dan meresapi makna hormat bendera. Pakai tangan atau pun ala JK. Kita tetap Merdeka !

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun