Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membaca Pintar Konflik Antar Kelompok (Dalam) Agama

20 Juli 2015   12:56 Diperbarui: 20 Juli 2015   13:00 1446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sulit membedakan Konflik Agama atau Konflik Antar Kelompok (Dalam) Agama merupakan salah satu contoh. Pada konteks itu, telusur akar, kronologis, setting budaya dan ragam variebel lainnya bukanlah hal penting sebelum bersikap dan bertindak. Akibatnya perekat mozaik jadi goyah, kering dan bahkan terlepas. Padahal segala variabel inilah yang dulu dipakai kaum penjajah untuk menuntaskan libido kolonial-nya.

Bila melihat inti agama dapat diuraikan bahwa perekat mozaik juga merupakan langkah menuju alam sakral (surgawi).

Kompasiana Perekat Mozaik

Untuk mengeliminasi level perekat tersebut ada banyak pilihan. Salah satunya adalah menjaga dan meningkatkan iklim Belajar di semua elemen Mozaik. Dimulai dari penciptaan banyak pioner pembelajar yang bernas menularkannya kepada semua elemen.

Tanpa disadari, Kompasiana ini telah jadi ruang penciptaan pioner pembelajar yang bernas tersebut ! Sembari kita berharap agar kaum pembelajar di sini tak justru terjerumus pada 'janji surgawi' tadi.

Pihak luar melihat mozaik nusantara sebagai titik lemah, tapi kita harus melihatnya sebagai kekuatan besar ! Untuk itu frasa 'Belajar' perlu selalu hidup. Tak semata sebuah kata di atas kertas, terbaca sepintas habis itu hilang di tiup angin surgawi abal-abal.

Salam pemberdayaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun