Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Terjebak Perampokan Bersenjata Api di SPBU (Pembelajaran Perjalanan Jauh Lintas Kota/Propinsi)

13 Juli 2015   03:08 Diperbarui: 13 Juli 2015   03:08 1563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masuk ke lingkungan SPBU saya berhenti dulu di toilet sekalian cuci muka dan menambah air untuk tangki whiper. Setelah merasa seger kemudian mobil saya majukan ke deretan antrian SPBU. Saat itu tidak banyak kendaraan yang mengisi BBM. Seingat saya motor tidak lebih dari 10, sedangkan mobil di depan saya ada 2 buah. Jalur pengisian untuk mobil dan motor disatukan, karena saya lihat dua mesin SPBU lainnya sudah ditutup cover.

Saat tiba giliran, saya pun turun dari mobil untuk membuka tangki di belakang. Maklum mobil jeep jadul, jadi membuka tangki masih manual pakai kunci kontak. Saat mengisi BBM itu saya ngobrol dengan petugasnya. Saya lihat dari seragamnya dia bernama Piter. Dari logat bicaranya dia orang Dayak setempat.

Setelah tangki penuh dan membayar, saya pun memajukan mobil saya kira-kira 5-6 meter masih di lingkungan dalam SPBU untuk memberi kesempatan kendaraan di belakang saya.

Dalam kondisi mesin mobil masih hidup, seperti biasa saya mengecek beberapa hal di dalam mobil, menyetel tape, pasang seatbelt, minum air putih dari botolan, buka hp-ngecek sms yang masuk dan membalasnya, melihat tanda miscall yang masuk kemudian menelpon balik.

Saat tengah menelpon balik, saya mendengar suara letusan seperti bunyi mercon dari arah belakang. Ketika saya lirik di kaca spion atas dashboard ; Astaga ! Terlihat si Pieter lari cepat terpincang-pincang ke arah selokan/parit besar di kanan depan mobil saya. Uang kertas berhamburan keluar dari tas pinggangnya. Pieter pun terjun ke selokan besar itu. Sementara di belakangnya berjarak 8 meter-an seorang mengacungkan pistol seraya menembak lagi ke atas sambil memungut uang yang berceceran tersebut. Untunglah arah tembakan jauh meleset, juga tidak mengarah ke saya yang masih duduk di belakang stir mobil. Hadeuuh !

Saat itu saya makin tersadar sedang berada dalam situasi perampokan bersenjata !

Melalui kaca spion saya melihat semua kejadian. Dua orang perampok lainnya mengacungkan pistol ke 2 petugas SPBU yang menjaga meja kasir dan beberapa pengendara motor. Mereka disuruh jongkok dengan tangan di atas kepala. Sementara satu anggota komplotan masih standby di atas motor. Jadi jumlah komplotan itu ada 4 orang. Para perampok menggunakan jaket, helm cakil dan ada yang pakai sarung tangan sehingga wajahnya sulit dikenali.

Saya bersiap-siap, jangan-jangan salah satu dari mereka mengampiri untuk mengambil apa yang saya punya. Sambil mengamati keadaan perlahan saya keluarkan dompet kemudian mengambil KTP, SIM, STNK, kartu-kartu ATM dan sejumlah uang kemudian saya selipkan di kantong belakang jok, bawah karpet, dan bawah jok. Tersisa di dompet seadanya saja. Begitu juga tas berisi kamera video, Kamera saku, dan Laptop saya pidahkan kedalam kotak kardus logistik. Saya lempar begitu saja karena mau cepat.

Ingin tancap gas, tapi terhalang jalan rusak

Setelah itu saya berpikir ingin tancap gas dari area SPBU secepatnya untuk cari pertolongan ke penduduk atau ke arah pasar karena di sana ada pos polisi. Tapi jalan rusak parah, tentu mobil tidak bisa jalan cepat. Berbahaya. Jangan-jangan malah bikin berang perampok dan kemudian menembak saya. Kecepatan keluar jalan itu tak sebanding dengan cepatnya peluru komplotan itu.

Untuk keluar dari mobil sambil mengacungkan mandau tentu bukan tindakan tepat. Peluru lebih cepat dari ayunan mandau! Saya pun bukan Superman yang kebal peluru!  Sempat juga terpikirkan menabrakkan mobil ke arah mereka bila lewat nanti. Kebetulan posisi mobil saya dimulut jalan keluar SPBU. Pikiran itu pun saya tepis mengingat 3 dari 4 perampok itu pegang senjata api.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun