Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Terjebak Perampokan Bersenjata Api di SPBU (Pembelajaran Perjalanan Jauh Lintas Kota/Propinsi)

13 Juli 2015   03:08 Diperbarui: 13 Juli 2015   03:08 1563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasrah sambil mengamati

Akhirnya saya tetap diam sambil mengamati mereka. Terdengar teriakan/bentakan disertai satu tembakan ke atas. Perampok mungkin ingin menakuti orang-orang yang disuruh jongkok tadi. Isi laci dikuras, tas pinggang petugas perempuan berisi uang direbut, termasuk milik seorang pengendara motor yang tadi mengisi BBM.

Saya tetap tenang mengamati. Herannya para perampok itu 'tidak perduli' keberadaan saya di dalam mobil. Mungkinkah mereka tidak tahu? Padahal kaca mobil saya tidak gelap total, pasti terlihat dari luar. Saya sudah siap seandainya disuruh turun dan bergabung dengan 'sandera' yang berjongkok tersebut.

Satu lagi yang mengherankan, saya seperti hapal dengan gaya para perampok menggunakan senjata api (pistol). Mereka selalu mengarahkannya ke atas bila usai mengacungkan ke arah 'sandera' atau usai menembak. Paling sering mereka membentak sambil mengacungkan telunjuk sementara tangan yang menggenggam pistol mengarah ke atas. Cara seperti ini mengingatkan pada aparat polisi yang sering saya lihat di televisi.

Pengendara motor itu ditendang hingga terjengkang.

Tiba-tiba dari arah depan datang satu pengendara motor dengan kecepatan cukup tinggi. Pengendara itu mengerem mendadak dan terjatuh tepat sekitar 3 meter di depan kiri mobil saya. Mungkin tadinya dia ingin mengisi BBM, tapi terkejut ada perampokan, dan ingin berbalik. Tapi sialnya dia terjatuh. Tentu saja saya jadi kaget. Waduuh, bikin masalah baru !

Benar saja, melihat hal itu satu orang perampok berlari ke arah si Pengendara tadi yang tertimpa motornya. Orang itu ditendang saat akan bangkit hingga terjungkal lagi. Todongan pistol tepat di badannya. Sambil membentak si Perampok menyuruhnya bergabung dengan 'sandera'lain.

Saya was-was karena kejadian itu tepat di depan mobil saya. Bisa saja perampok itu melihat saya kemudian melakukan hal yang sama. Ternyata tidak ! Inilah ajaibnya...
Semua kejadian begitu cepat, kurang lebih 15 menit. Usai menguras uang SPBU mereka lari menggunakan motor melintas di depan saya. Perhatian saya tertuju pada perampok yang dibonceng sambil menggenggam pistol. Saya was-was jangan sampai sambil lalu dia menembak saya.

Benar saja, tak jauh keluar SPBU dia menggerakkan tanggannya, tapi agak ke atas..dor ! Dua kali tebakan ke atas. Jantung serasa mau copot ! Huuh ! Ternyata dia hanya mau menakut-nakuti agar jangan sampai ada yang coba-coba mengejar mereka.

Menolong yang tertembak

Setelah mereka hilang di tikungan, saya segera turun melompat dari mobil untuk menolong 'sandera'. Tapi baru saja menginjakkan kaki terdengar teriakan minta tolong dari arah parit di depan saya. Tampak satu tangan muncul berusaha meraih bibir parit tadi. Segera saya berlari ke arah tersebut. Ternyata dia adalah si Pieter-petugas SPBU yang melarikan diri dari perampok tadi. Segera saya tarik tanggannya hingga dia naik. Badannya basah kuyup. Saat berjalan agak terpincang-pincang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun