[caption caption="sumber gambar : http://3.bp.blogspot.com"][/caption]
Ini bukan roman picisan, tapi roman kelas tinggi. Elde dan Sayeed, keduanya menciptakan drama klasik yang aduhai di panggung Kompasiana. Didalamnya ada ironi, tragedi dan komedi. Seperti Absurditas yang bersumber pada “sense of incongruity”, tatkala kedua manusia saling sayang itu merenungkan keberadaannya di tengah alam semesta Kompasiana. Kisah keduanya tidak menemukan kepastian dalam hidupnya di Kompasiana sehingga mereka menjadi tampak aneh, tak jelas, dan serba bingung (confuseness). Justru inilah titik penting yang menjadikan romantisme Elde-Sayeed jadi menarik !
Kalau saja mereka hidup di jaman sutradara Samuel Beckett, bisa jadi akan mengalahkan kisah klasik 'Waiting for Godot'. Tapi masih untung ada Kompasiana sebagai ruang ekspresi bagi mereka berdua. Tanpa sutradara dan tanpa penulis. Karena mereka berdualah yang menjadi sutradara dan penulis itu.
Konon menurut kabar dewa minyak angin Tjap Anu, sutradara Steven Spielberg pun tertarik mengangkat kisah keduanya dalam rona action scientic mirip-mirip box office Jurasic Park. Soal siapa yang jadi mahluk purba, biarlah Elde dan Sayeed merundingkannya di gudang belakang yang lembab.
Untuk versi Indonesia, romantisme Elde dan Sayeed mengingatkan saya pada percintaan Ramadan dan Mona pada film komedi percintaan ; 'Kejarlah Daku, Kau Kutangkap " dibintangi Lidya Kandou dan Deddy Mizwar, dan ditradarai Chairul Umam. Kisahnya sungguh menghibur sekaligus menyentuh sisi rasa kemanusiaan penonton. Soal siapa yang jadi Mona dan Ramadan, biarlah imaginasi Elde dan Sayeed yang bermain. Seringkali Sayeed yang jadi sosok pria, dengan menempatkan Elde sebagai kekasihnya bernama Eldelince. Demikian sebaliknya, seringkali Elde jadi sosok pria yang menempatkan Sayeed sebagai Sayeedah sang kekasih hati. Bahkan Elde punya nama kesayangan super spesial untuk Sayeed, yakni Anu. Konon nama ini tercipta saat Elde melenguh di ruang remang-remang.
[caption caption="sumber gambar : http://www.artmajeur.com"]
Saya menyayangi Elde dan Sayeed sebagai dua kawan kompasianer yang unik. Mereka berdua merupakan teman setia saya di Kompasiana. Mereka rajin menabung dan cinta tanah air dan bangsa. Selain itu rajin berkunjung di artikel-artikel saya. Selalu saja ada celetukan menggelitik saat memberi komen yang membuat suasana lapak jadi hidup.
Oleh Sayeed seringkali saya ditempatkan sebagai perempuan genit yang bikin dia gemes. Saya diberinya nama kesayangan, yakni ; Mbak Tini Pebriatun, kadang juga Pebrianem. Nampaknya Sayeed ingin selalu menjadi pria sejati. Inilah keunikan relasi saya dengan Sayeed.
Berbeda dengan Sayeed, relasi saya dengan Elde berjalan seperti biasa. Saya dan Elde menempatkan diri sebagai dua lelaki yang penuh humoris, penuh sportivitas dan energik serta sama-sama kuat dan tahan lama. Kenapa demikian? Karena kami berdua adalah dua lelaki ganteng yang independen. Publik tak perlu ragu lagi karena sudah diverifikasi admin Kompasiana.
Elde sempat cemburu pada saya. Dia mengira Sayeed sudah pindah ke lain hati. Tapi sudah saya jelaskan ke Elde bahwa Sayeed dan saya hanya TTM, cuma berselingkuh di ranah Komen untuk bersama-sama mencari sensasi lain di ruang terang Kompasiana. Saya tahu betul bahwa hati Sayeed hanya untuk Elde, cinta Sayeed milik Elde, seperti kemesraan yang sering mereka berdua tampilkan di publik Kompasiana.
Romantisme Elde-Sayeed dan Kita
Tak dipungkiri kisah kasih Elde dan Sayeed telah menjadi warna tersendiri di Kompasiana ini. Tak ada rasa iri para Kompasianer yang jumlahnya ribuan ini. Kedewasaan pikiran kompasianer, serta kedua sejoli ini lah kuncinya. Kisah mereka dan penerimaan publik Kompasiana telah menciptakan suasana penuh kegembiraan. Bahkan mungkin admin pun seringkali menggelinjang sendirian dibalik pos keamanan. Sembari mata mereka melotot di setiap kalimat artikel yang tiap waktu tertayang.
Romantisme Elde-Sayeed telah jadi kisah klasik. Bukan lagi mitos, bukan dongeng, bukan Hikayat, bukan Sage apalagi Fabel ! Tapi mereka adalah realitas maya Kompasiana. Legenda yang hidup. Mereka telah jadi perekat antar Kompasianer, pencipta inspirasi (minimal komen menggelitik) dan penghibur blog keroyokan publik Kompasiana.
Elde dan Sayeed, jangan tinggalkan Kompasiana, ya...
Salam cinta untuk kalian, hepi wik en....
Ruang Lobby Kantor Samsat
Pontianak 11/7/2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H