[caption id="attachment_383750" align="aligncenter" width="673" caption="sciencedaily.com. "][/caption]
Konon ketika nafsu wanita sudah menggelitik selaput ubun-ubunnya, maka gunung akan dia guncang, hutan pun akan terbakar. Bahkan, seorang laki-laki perkasa bertubuh ksatria akan terkapar dan tersipu malu di antara kedua kakinya yang merekah memerah. Pria itu tak mampu bersuara lagi.
Karena memang tak ada mahluk di muka bumi yang bisa menahan letupan wanita saat magma hasratnya tak henti mendidih. Gelombangnya tak terkendali merambat ke sudut-sudut gelap dan lembab menuntut perhentian.
Wanita itu adalah ratu lendir sejagat hasrat. Berkuasa atas kelelakian para dewa petualang yang dibelinya dengan kekuasaan harta, dan gemulai daun tertiup angin pagi.
Gegap gempita menyibak artis dalam jaringan Prostitusi online sangat riuh. Pihak artis wanita banyak terpojok, terutama setelah beredar 'harga' bokingan dan sejumlah inisial nama. Pada kemana kaum lelaki kliennya? Mereka tentu saja aman-aman saja sembari menyimak layar berita sambil senyum-senyum simpul.
Ada ketidakadilan menyeruak jagat berita, ketika artis wanita, muda, seksi, glamour, bertarif pra-bayar dan pasca bayar jadi si Pemuas nafsu Lelaki. Mata dan telunjuk publik pun serentak mengarah padanya. Kecantikannya bagai jadi bara, keseksiannya bagai api yang membakar dirinya sendiri. Padahal wanita itu bagian dari mereka juga, namun publik pura-pura tak tahu bahwa pemantik api itu adalah mereka pula. Mereka tak menyadari rumah mereka telah lama jadi arang dan wajah penuh jelaga.
[caption id="attachment_383752" align="aligncenter" width="285" caption="https://aws-dist.brta.in/2012-09/.jpg"]
Padahal yang jadi artis tak cuma wanita. Pria pun bejibun yang jadi artis.Pendapatan artis wanita sebelas duabelas dengan artis pria.
Yang punya nafsu serta berkemampuan membayar tak hanya pria. Wanita juga punya nafsu dan banyak harta untuk membayar.
Lendir dan Uang pun tak hanya milik pria kaya. Wanita pun pemilik lendir dan uang berkuasa.
Sangat mungkin wanita kaya harta dan punya hasrat sexual berlebih itu menginginkan artis pria untuk menuntaskannya. Dia punya kriteria tertentu soal postur tubuh, penampilan, gaya, dan kelas panggung si Artis. Kriteria ini menyatu dalam imaginasi seksual yang memanggil-manggil dari kegelapan, kelembaban dan sudut-sudut sempit dirinya. Kalau sudah begitu, besarnya pra-bayar atau pasca-bayar tak diperdulikannya lagi. Yang penting bisa terpenuhi pencapaian-pencapaian jangka pendek atau jangka panjang hasratnya itu. Maka dengan metode apapun akan ditempuh. Apalagi cara online yang memberi kemudahan dan kenyaman. Jadilah apa yang memang ingin terjadi !
Si Artis pria itu pun akan memanfaatkan pesonanya seoptimal mungkin. Baginya, menjadi PSK, Pelacur Laki-laki atau Pria Panggilan atau apapun namanya itu hanya label semata. Yang penting Kerja ! Kerja! dan Kerja ! Tentu berdua saja dengan si Wanita Kaya untuk satu sesi kencan.
Selain mendayung pulau kenikmatan di ranjang, dia bisa raih pulau gaya hidup, pulau sosialita, pulau uang simpanan, pulau eksistensi keperkasaan, dan pulau-pulau lain berdasarkan setting diri yang tak terungkap. Bagi si Artis pria Hasrat dan libido para wanita berduit sungguh peluang yang tak boleh dilewatkan.
Saya dulu punya kawan satu kost saat bekerja di Jakarta tahun 90an yang 'nyambi' sebagai PSK atau Lelaki Panggilan. Sebut saja namanya Bratt Pot. Setiap habis melayani klien, dia akan traktir teman-teman dekat.
Bratt Pot banyak bercerita 'petualangan terbarunya sambil kami kami kongkow-kongkow di satu tempat pusat perbelanjaan top di pusat bisnis Jakarta. Orangnya secara fisik memang menarik, tinggi badan mendekati 180cm, postur kokoh dan atletis-karena dia pemain basket kelas kampus, punya selera humor tinggi, cerdas, dan berpenampilan masa kini. Selain selalu jaga kebugaran tubuh dgn olahraga (basket dan fitnes, dan renang, dia rajin melakukan perawatan tubuh.
Pada saat itu belum banyak yang memiliki hp karena mahal (baru keluar). Gaji saya selaku arsitek pemula belum cukup untuk memiliki hp. Namun teman saya itu sudah punya, belum lagi properti lain yang bisa dia banggakan di pergaulan kosmopolitan. Satu rencana kencan hebat adalah nonton final NBA langsung di Amerika. Si Wanita berduit itu tahu 'kegilaan' Bratt Pot pada basket.
Namun rencana nonton NBA itu urung terlaksana karena setelah diperlihatkan foto dan alamat rumah si Wanita kaya itu, ternyata dia adalah istri dari salah satu tokoh terkemuka negeri ini. Bratt Pot-teman saya itu sama sekali tidak tahu, walau sudah beberapa kali kencan. Dia memang kurang membaca koran.
Kami teman-teman dekat segera memberi masukan kepada Bratt Pot itu untuk 'putus hubungan' dengan si Wanita kalau tidak mau dikarungin suaminya ! Bukan apa, orang sekaliber tokoh itu bisa membuat nyawa teman saya itu terancam.
Dari pengalaman teman itulah Saya tahu sedikit dan mengerti banyak tentang lika-liku laki-laki penjual kelakian. Teman saya itu bukan artis, tapi sudah laku. Bagaimana dengan artis laki-laki? Ah, tidak mustahil selama wanita punya kelebihan libido dan harta namun miskin moral.
Hus ! Jangan bicara moral ! Karena moral hanya omong kosong bagi mereka yang diperbudak jabatan dan kenikmatan. Oke...oke...tante..eh, mbak...ehh, tante !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H