Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Peran Imaginasi Dalam Suatu Tulisan

19 Maret 2015   17:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:25 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_373819" align="aligncenter" width="233" caption="gambar ; http://1.bp.blogspot.com/_R8Hy8HKN7Hc/TDVL2n-XhJI/AAAAAAAAAPI/RXXKwIhCHdo/s1600/mind.bmp"][/caption]

Tersentak membaca komentar Kompasianer Adi Arwan Alimin di artikel Kompasianer Topik Irawan. Berikut cuplikan Komentarnya.

Adi Arwan Alimin
Tulisan sampah itu bila hanya beranjak dari imajinasi, tanpa sumber yang jelas, dan bermodal semangat kejar setoran. Namun bila kontennya dapat diverifikasi, dan cukup faktual saya kira hal yg dikuatirkan bukanlah sampah. Mas Topik, sampah yg bisa jadi pupuk itu lebih baik dari sampah masyarakat... salam kompasianer
2015-03-18 09:11:16
Balas Komentar |Laporkan

Kalimat yang digarisbawahi itu sangat menarik. Karena itu Saya tidak bermaksud berpolemik dengan komen Kompasianer Ardi Arwan Alimin tersebut. Justru sebaliknya, Saya jadikan sumber inspiras artikel ini.

********
Suatu tulisan apapun kontennya punya latar belakang (setting) tersendiri yang secara garis besar terdiri dari dua faktor ;
Pertama ; faktor internal si Penulis. Misalnya, kehidupan masa lalu, ambisi, ego dan emosi, kepeminatan, tingkat pemahaman, kemampuan, daya jelajah, dan lain-lain.

Kedua, faktor eksternal si Penulis. Misalnya ; tuntutan tugas dan kepentingan, pakem-pakem yang berlaku, aturan, dan lain-lain.

Kedua faktor itu merupakan bagian tak terpisahkan dan saling melengkapi. Masing-masing punya peran membentuk sebuah informasi untuk pembaca.

Suatu tulisan merupakan hasil karya hasil cipta dan karsa seorang Penulis. Proses penciptaannya lewat metode Glass Box dan Blackbox di imaginasi dan pikiran si Penulis.

Metode Blackbox dapat diartikan sebagai "proses penciptaan seolah-olah ide muncul tiba-tiba, tanpa disangka-sangka seperti datang dari langit". Blackbok sepintas seperti ide murni namun sebenarnya berasal dari setting yang tanpa disadari berproses dan mengendap lama dalam memori otak dari masa lalu si Penulis. Setting tidak bisa dideteksi secara jelas, baik tempat dan waktu kapan hal itu terjadi. Seringkali telah saling bercampur satu sama lain.

Sedangkan metode Glassbox berasal dari proses brainstroming, kegiatan tukar pikiran, rapat, kesepakatan bersama, aturan kelembagaan dan lain-lain yang digunakan untuk menghasilkan suatu karya cipta.

Dalam proses menulis, si Penulis harus mampu berimaginasi agar tercipta 'jiwa konten' dari tulisan. Tanpa jiwa konten, tulisan tersebut akan terasa kering dan tidak meninggalkan pesan utuh bagi para pembaca. Misi informasi dari tulisan pun menjadi tidak sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun