Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Blunder Jawaban Prabowo Berujung Perang Bintang yang Nikmat

13 Juni 2014   00:17 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:00 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.




[caption id="attachment_328631" align="aligncenter" width="500" caption="http://www.jpnn.com/picture/normal/20140530_164838/164838_852355_w_dan_b.jpg"][/caption]

Jawaban Prabowo ketika ditanya JK pada debat capres berujung bermunculannya para jenderal masa lalu. Mereka seperti cacing kepanasan yang tidak bisa diam begitu saja. Maka terjadilah perang para bintang di media.

Isu pun bergeser dari konteks pemberhentian Prabowo menjadi pribadi-pribadi dewan kehormatan jenderal yang menandatangi dan faktor bisa beredarnya surat rahasia itu. Ada yang mengklarifikasi, ada yang menolak, menuduh dan ada yang menengahi.
(baca berita : 1,2,3,4 dan seterusnya)

Blunder Prabowo telah menjadi kotak pandora tentang bobroknya para elit TNI ; mereka tidak steril terhadap suksesi politik negeri ini. Adanya persaingan pengaruh sesama jenderal menjadi dasar awalnya. Dibalik peristiwa masa lalu dan kini Prabowo ada permainan besar kelompok-kelompok jenderal. Dan itu menjadikan netralitas dan intergritas TNI sebuah tanda tanya besar masyarakat luas.

Sesama pensiunan jendral berbintang asyik perang argumen dan bukti tentang surat tersebut. Media pun tak tinggal diam, menyantapnya jadi berita hangat yang layak jual. Kolaborasi perang bintang di media pun menjadi sequen tersendiri perjalanan kampanye Prabowo. Ah sungguh pembelajaran yang mengasikkan bagi sebagian pengamat.

Ketika para jenderal sengit berseteru, justru posisi Prabowo jadi terangkat. Dia seperti menjadi orang yang dikorbankan oleh para atasannya dan seniornya di masa lalu. Prabowo telah dizolimi sejarah, dan ini bisa menarik simpati rakyat yang mudah jatuh kasihan pada orang terzolimi.

[caption id="attachment_328633" align="aligncenter" width="300" caption="http://riaudaily.com/assets/berita/thumb/kecil-2562651876-prabowo_marah.jpg"]

14025678211398970651
14025678211398970651
[/caption]

Prabowo pun kini menjadi trending topik. Namanya melambung tinggi. Sebagian pihak menganggap kondisi ini dapat menguatkan posisi Prabowo di tengah masyarakat. Ada klaim elektabilitasnya naik cukup signifikan. Terlepas dari benar tidaknya isu kesalahannya di masa lalu, Prabowo mendapat iklan gratis dari segala penjuru mata angin. Kali ini, blunder Prabowo justru membawa nikmat.

Jalannya pilpres pun terasa semakin panas. Sebagian rakyat bingung dengan kondisi ini. Mana yang bisa dipercaya? Namun perlu dipahami bahwa politik tingkat tinggi memang dinamis, dalam hitungan waktu singkat semua bisa terjadi atau terungkap.

Bagi rakyat hal tersebut bisa menjadi seperti pisau bermata dua, yakni bisa mencerdaskan pendidikan politik, atau justru sebaiknya. Tinggal pandai-pandai memikirkannya secara kritis.

Atau, kalau tidak mau pusing ambil sikap tidak perduli terhadap gonjang-ganjing berita tertebut dan mengalihkan kepusingan itu dengan menikmati Piala Dunia. Hati senang dan jiwa gembira, partisipasi politikpun tetap jalan dengan memilih sesuai keinginan pada hari pencobolosan 9 juli nanti. Anggap saja kedua calon itu adalah putra terbaik bangsa saat ini. Pilih salah satu yang sesuai kebutuhan menu anda untuk lima tahun ke depan. Beres.

baca : komentar ahli

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun