[caption id="" align="aligncenter" width="539" caption="aufeminin.com"][/caption] Menulis artikel di Kompasina adalah sebuah kenikmatan, yang dalam faham gatokisme sebelas-duabelas dengan kenikmatan sex. Kok bisa begitu? Artikel ini akan menyingkap sedikit hal tersebut, dan ditujukan bagi anda yang menginginkan misteri gelinjang orgasme. Kalau dalam sex, orgasme dicapai dari aktifitas organ seksual dan otak. Tanda-tandanya ada bagian tertentu dari organ seksual yang berkedut-kedut. Heu..heu..sementara pada penulisan artikel disebut orgasme intelektual karena tercapainya kepuasaan intelektual atau pikiran. Tanda-tandanya banyak ragam sesuai karakter setiap orang, ada yang tersenyum sendiri di depan layar monitor, ada yang diam-diam meneteskan airmata haru karena tidak percaya tulisannya berhasil dibuat, ada yang justru cuek dan segera beres-beres dan pergi begitu saja, bahkan ada yang hanya bagian hidungnya saja berkedut-kedut. Untuk mencapai orgasme menulis ada banyak cara dan gaya yang bisa dilakukan. Selain itu juga dibutuhkan daya tahan yang cukup dan muka tebal yang oot. Kombinasi cara, gaya, daya tahan dan muka tebal menjadi syarat mendasar untuk melakukan aktifitas awal membuat tulisan. Cara dan gaya tergantung kepada setting minat dan bakat masing-masing penulis. Mana enak dan gampangnya saja untuk mengelaborasi letupan hasrat, ide dan imaginasi. Agar lebih kaya gaya disarankan untuk sering-sering melihat cara dan gaya para penulis lain dalam melakukan pencapaian orgasme menulis-nya. Walau kadang, belum tentu cocok bagi anda namun setidaknya bisa dijadikan acuan. Bukan untuk ditiru tapi sebagai pembanding sekaligus memacu keluarnya kelenjar gaya dan cara yang tersimpan dalam diri kita. [caption id="" align="aligncenter" width="490" caption="www.esquire.co.id"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H