Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menuntaskan Birahi Liar di Kompasiana

4 Oktober 2014   17:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:24 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://us.images.detik.com/customthumb/2011/11/08/10/seksss.jpg?w=460

Entah mengapa artikel politik selalu ramai dikunjungi pembaca Kompasiana, beda dengan artikel lainnya. Belum ada studi empiris yang mampu menjelaskan fenomena tersebut. Namun bisa dikira-kira dengan cara pemikiran awam. Bisa jadi karena tulisan politik itu seksi dan mampu membangkitkan letupan birahi tersendiri, serta adanya unsur hiburan yang memberi kesenangan tak terhingga.

Hiburan tersebut berasal dari aktor politik yang tampil memukau dipanggung politik dalam memainkan sandiwara politik untuk tujuan politik. Sehingga terciptalah suasana dramatis nan harubiru merah kuning hijau ala politik. Atau, bisa jadi seolah ada pelawak kocak yang bikin ketawa sampai anu kita pun berkedut-kedut tanpa sadar karena urat malu politik digelitik hingga ngilu.

Birahi politik pembaca sejatinya sudah dilayani berita politik dari media cetak atau online atau televisi. Tapi itu semua ternyata tak meredupkan letupan birahi. Tak mampu memberi kepuasaan tertinggi atau klimaks. Serasa ada yang belum tuntas dan menggantung. Hal tersebut disebabkan berita media mainstream secara etika jurnalistik ‘hanya’ memberitakan kejadian politik, sifatnya deskriptif atas realitas terkini. Satu kejadian hanya memiliki slot berita yang terbatas. Tentu saja ini tak memuaskan hasrat liar pembaca awam yang mengidam-idamkan sensasi lebih pada politik yang ternyata seksi abiss.

1412393604230405259
1412393604230405259
http://1.bp.blogspot.com/-bsrwteVgZXc/UIK3YhhoDYI/AAAAAAAABa4/MXRQcCYQGNg/s1600/birahi+maya.JPG

Kompasiana seperti sebuah pulau surga dunia berhawa segar yang menyediakan banyak kanal. Yang masing-masing diberi sekat yang mampu menjaga privacy setiap keliaran. Pencarian tempat penuntasan birahi itu pun akhirnya ditemukan di Kompasiana dengan obyek sensualnya yang tak pernah kehabisan stok selama aktor politik sibuk menuntaskan birahi politiknya di atas pangung realitasnya. Sebuah tontonan reality show pun tercipta yang mengundang birahi para awam untuk menikmati sensasinya dengan caranya sendiri yang sangat privacy !

Mainstream media tak kehilangan tempat dihati, namun mengalami pergeseran peran, dari tempat penuntasan menjadi tak lebih media ruang luar yang berfungsi pemberitahu atau iklan sebuah kejadian politik terkini. Sedangkan Kanal Politik Kompasina menjadi ruang privacy pembaca berasyik masyuk menuntaskan birahi liarnya.

Birahi politik tersebut sebenarnya merupakan hasil olah diri paling jujur dan rahasia dari seorang penulis dan pembaca penikmat. Keduanya bertemu dalam satu dan rangkaian artikel yang sangat privacy. Imaginasi penulis dan pembaca bersatu dari tangkaian kata dan kalimat saat menstimulir sensualitas realita politik terkini.

Saat si penulis menuangkan birahi politiknya dalam kata, imaginasinya sangat dominan bermain menelursi setiap lekuk realitas politik kemudian fokus pada satu lipatan atau tonjolan paling seksi. Imaginasi inilah yang yang membedakan dengan mainstream media. Saat pembaca menikmatinya, imaginasi tersebut mengembara, diaduk-aduk atau diombang-ambingkan dalam hentakan kata dan kalimat yang fokus pada satu titik sensitif.

Seringkali nafasnya terengah-engah dan jakunnya naik turun mengimbangi wawasan dan daya jelajah politik si penulis.Bukan tidak mungkin ditengah perjalanan menuntas artikel itu si pembaca mengalami orgasme intelektual berkali-kali dengan penuh ketakjuban akibat sentuhan dan penetrasi penulis yang tak disangka-sangka. Disitulah birahi keduanya itu menemukan muara yang paling indah, sebuah kepuasan yang tak pernah didapat dari mainstream media manapun !

Membaca artikel ini mungkin anda membatahnya dengan keras karena malu telah ditelanjangi. Tapi satu catatan untuk anda, saya menulis artikel ini dalam kondisi telanjang. Dan ketelanjangan saya dengan anda adalah relatif sama sebagai orang awam politik.

Selamat menikmati akhir minggu.Selamat menuntaskan birahi politik anda dengan cara paling liar di Kompasiana. Ingat privacy bilik anda memang sangat terjaga, tapi bukan tidak mungkin ada orang yang mengintip sejak lama kemudian mendobraknya karena sudah penuh birahi untuk membawa anda ke ranah hukum. Kalau sudah begitu ketelanjangan dan keliaran anda jadi milik publik. Saya dan admin tidak bertanggung jawab, ya sayang......Heu..heu..heu..!

Salam Birahi Kompasiana

1412393488263428648
1412393488263428648
http://2.bp.blogspot.com/-XRgEzc_tSiw/UCzqhIHC-JI/AAAAAAAAC1g/RONgWPNBCt8/s1600/intip.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun