Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Antara Tayangan RCTI Pesta Raffi Ahmad dan TV One-Metro TV pada Musibah Air Asia

31 Desember 2014   06:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:08 4256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Haruskah ketika di suatu tempat sedang berduka maka di tempat lain pun harus berduka? Ini pertanyaan sulit, dan akan mengundang perdebatan yang panjang. Ada banyak perspektif yang muncul untuk membela dan atau membantah.


Haruskah ada yang dipersalahkan ketika di kampung kita sedang berduka karena ada kematian warga sementara di saat yang bersamaan dikampung sebelah nun jauh di sana mengadakan pesta perkawinan warganya?

Kalau di jaman dahulu saat informasi terbatas mungkin hal tersebut tidak terasa. Tapi kemajuan teknologi media informasi masa kini telah mampu menghadirkan peristiwa dua kampung tersebut pada saat yang bersamaan pula ! Sungguh celaka ! bikin perasaan campur aduk, bukan?


Sejak awal Media televisi modern dibuat oleh kaum kapitalis sudah menetapkan segmen dan titik berat tayangan, ada yang 'spesialis' olahraga, berita, hiburan musik, hiburan sinetron, ilmu pengetahuan, petualangan dan bahkan religi !


Masing-masing media televisi membidik segmen pasar yang relatif berbeda dan sekaligus membangun loyalitas di segmen pasar tersebut. Dengan spesialisasi itu mereka masing-masing menjadi penjual produk tayangan yang khas dengan pasar yang khas pula. Seperti warung makan ; Ada warteg, ada warung padang, ada warung chinese food, ada warung pecel lele. Pemirsa yang lapar tinggal memilih mau ke warung apa sesuai selera saat itu.


Tadi Anda memilih berada di warung mana?


Terkait

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun