[caption id="attachment_364701" align="aligncenter" width="800" caption="gambar ; http://m.iberita.com/wp-content/uploads/2014/10/Berita-Terkini-Hari-Ini-Jokowi.jpg"][/caption]
Hebat kali jenderal polisi yang satu ini. Gara-gara ambisinya mau jadi Kapolri, negeri ini jadi ribut. Punya kartu As apa, sih dia? Sampai-sampai parpol dan DPR ngebet pengen dia yang jadi?
Hebatnya lagi, Presiden aja tak berkutik; seperti disandera atau bagai makan buah simalakama dibuatnya. Jokowi dibuatnya galau. Tekanan dan kecaman bertubi-tubi dari segala arah menghantam independensinya sebagai pemimpin. Bahkan Jokowi jadi seperti Tersangka Politis di mata publik.
Mendingan kalo si Jenderal itu bersih kinclong tak berkasus, tinggal diamini saja semulus prestasi akademik dan kariernya. Tapi dengan status Tersangka apa yang bisa dibanggakan dari Intergritasnya? Apa yang bisa diharapkan dari kerjanya? Yang terjadi malah perpecahan di jagat anak negeri.
Status sebagai Tersangka jenderal Budi Gunawan menandakan dia bukan polisi bersih. Status itu bukan rumor semata, tapi resmi dari KPK. Selama ini KPK tidak main-main menetapkan seorang jadi tersangka, lembaga ini punya bukti kuat.
[caption id="attachment_364705" align="aligncenter" width="780" caption="gambar ; https://assets.kompas.com/data/photo/2013/07/25/102048520130315VYT10780x390.jpg"]
Hal mengerikan dari semua itu adalah hilangnya dukungan rakyat kepada Presiden Jokowi. Karena dukungan rakyatlah yang membuat Jokowi selama ini kuat dari hantaman politik licik anggota DPR.
Kalau sampai rakyat tak lagi memberikan dukungan maka Jokowi makin lemah dan hancur. Inilah yang ditunggu-tunggu lawan politiknya di DPR dan parpol yang kalah pilpres lalu. Selain itu akan banyak program kerja presiden tak lagi bisa dijalankan sesuai target di sisa masa jabatannya yang masih relatif panjang. Bisa jadi Jokowi jatuh di tengah jalan.
Siapa yang untung? Jelas DPR karena hal itu yang mereka tunggu. Siapa yang rugi? Jelas rakyat, karena pembangunan tersendat hanya untuk ngurusin akrobat para politikustak beretika itu.
Jokowi mungkin kali ini tersandera dan tak berkutik karena politis. Tapi itu hanya sesaat . Dia bukan orang bodoh. Kalaupun nanti terpaksa harus melantik si Jenderal itu, anggap saja Jokowi sedang mundur satu langkah ke belakang. Toh proses hukum si Jenderal tetap berjalan ditangan KPK. Selama ini muara hukumnya jelas.
Jadi, jangan tinggalkan Jokowi saat dia di posisi sulit. Tetaplah dukung beliau dalam suka maupun duka, dalam untung dan malang. Rakyat jangan ikut-ikutan tersandera ulah Jenderal Budi Gunawan dan kelompoknya. Masih banyak program pembangunan yang harus dikerjakan Jokowi sembari menunggu si Jendral secepatnya menuju takdirnya di tangan KPK